Sabtu, 01 Mei 2010

SOSIOLOGI PENDIDIKAN (STRUKTUR SOSIAL)

A. Pengertian Struktur Sosial
Struktur sosial merupakan susunan, jalinan atau konfigurasi dari unsur-unsur sosial yang pokok dalam masyarakat, yaitu kelompok, kelas sosial, nilai dan norma sosial, dan lembaga sosial.
Struktur sosial merupakan ruang abstrak dalam masyarakat, sebagaimana ruang geografi yang kita kenal dan lebih konkrit. Kalau dalam ruang geografi kita dapat mempunyai alamat geografik (titik posisi atau lokasi kita berada), misalnya SMA Negeri 3 Yogyakarta berlokasi di Jalan Yos Sudarso 7, Kaluarhan Kota Baru, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, maka demikian jugalah di ruang sosial, maka di ruang sosial atau struktur sosial, kita pun punya alamat sosial. Di manakan posisi SMA Negeri 3 Yogyakarta di ruang sosial? Tergantung pada parameter apa yang kita gunakan, apakah nilai dan norma, kelompok, status atau kelas sosial, atau kah lembaga sosial.
Contoh dari struktur sosial sebagai berikut :
Di manakah posisi SMA Negeri 3 Yogyakarta di ruang sosial? Tergantung pada parameter apa yang kita gunakan, apakah nilai dan norma, kelompok, status atau kelas sosial, atau kah lembaga sosial.
Perhatikan bagan berikut!
Apabila unsur nilai dan norma kita gunakan untuk mengetahui posisi atau alamat sosial kita, maka apakah kita termasuk orang kebanyakan (normal), orang yang dijadikan panutan (super ordinat), ataukah orang menyimpang (deviant). Apabila menggunakan status atau kelas, maka apakah kita berada pada kelas atas, menengah atau bawah. Di lembaga manakah kita beraktivitas? Pendidikan, keluarga, politik, ekonomi, hukum, ataukah agama.
Struktur sosial dan peluang hidup (life chance)
Struktur sosial identik dengan struktur peluang hidup (life chance), semakin tinggi posisi dalam struktur sosial, semakin baik peluang hidupnya.
Struktur sosial dan fakta sosial
Struktur sosial merupakan fakta sosial, yaitu cara bertindak, berfikir, dan berperasaan yang berada diluar individu tetapi mengikat. Sehingga, kelas sosial tertentu identik dengan cara hidup tertentu. Kelas sosial bukanlah sekedar kumpulan dari orang-orang yang pendidikan atau penghasilannya relative sama, tetapi lebih merupakan kumpulan orang-orang yang memiliki cara atau gaya hidup yang relative sama.
Paramater struktur sosial.
Terdapat dua macam parameter yang dapat digunaan untuk menganalisis struktur sosial, yaitu
(1) Parameter Graduated/berjenjang, meliputi antara lain: kekuasaan, keturunan/kasta, tingkat pendidikan, kekayaan, usia, dst., dan
(2) paramater Nominal/tidak berjenjang, meliputi antara lain: sukubangsa, ras, golongan/kelompok, jenis kelamin, agama, dan seterusnya.
Konfigurasi atau pemilahan struktur sosial berdasarkan parameter-parameter graduated disebut stratifikasi sosial (diferensiasi rank/tingkatan).
Sedangkan, konfigurasi atau pemilahan struktur sosial berdasarkan parameter nominal disebut diferensiasi sosial (diferensiasi fungsi, dan custom/adat).
Status, kedudukan, atau posisi individu atau kelompok dalam struktur sosial tidak bersifat statis atau tetap, melainkan dapat mengalami perubahan atau perpindahan. Perpindahan posisi dalam struktur sosial yang dialami oleh individu ataupun kelompok dalam struktur sosial disebut mobilitas sosial.


B. PROSES SOSIAL
Pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama. Seperti : Hubungan antarindividu yang saling mempengaruhi dlm hal pengetahuan, sikap dan perilaku dalam hal ini disebut interaksi sosial
Interaksi sosial terjadi apabila tindakan atau perilaku sesorang dapat mempengaruhi, mengubah, memperbaiki, atau mendorong perilaku, pikiran, perasaan, emosi orang lain.

SIFAT INTERAKSI SOSIAL
1. Frekuensi interaksi makin sering makin kenal dan makin banyak pengaruhnya.
2. Keteraturannya interaksi, semakin teratur semakin jelas arah perubahan nya.
3. Ketersebaran interaksi, semakin banyak dan tersebar , semakin banyak yang dipengaruhi.
4. Keseimbangan interakasi, semakin seimbang posisi kedua belah pihak yang berinteraksi semakin besar pengaruhnya.
5. Langsung tidaknya interkasi, bila interaksi bersifat langsung kedua belah pihak bersifat aktif, maka pengaruhnya semakin besar.

INTERAKSI DAPAT MENIMBULKAN
A. Kerja sama (kooperation)
B. Persaingan (competition)
C. Pertikaian (conflik)

KOOPERATION
Kerja sama bisa terjadi bila individu atau kelompok mempunyai kesadaran akan tujuan yang sama, sehingga timbul aktivitas yang salling menunjang membantu untuk bersama-sama mencapai tujuan.

TIGA BENTUK KERJA SAMA
1. Bergaining yaitu pertukaran barang atau jasa
2. Cooptation yaitu penerimaan unsur-unsur baru sebagai salah satu cara untuk menghindari kegoncangan atau ketidak stabilan
3. Coalition yaitu penggabungan dua organisasi atau lebih yang mempunyia tujuan yang sama



ASIMILASI VS AKULTURASI
Asimilasi ; dua kelompok yang berbeda kebudayaannya saling berbaur menjadi satu kesatuan hingga menghasilkan kebudayaan baru yang berbeda dg kebudayaan aslinya.
Akulturasi: dua kelompok yang berbeda budaya saling bertemu dan melakukan kontak sosial yang intensif shg terjadi pembaharuan tanpa mengjhilangkan budaya aslinya
PERSAINGAN adalah proses sosial dimana dua individu atau kelompok berusaha mencari sesuatu yang menjadi pusat perhatian massyarakat tanpa kekerasan dan ancaman. contoh: dua orang siswa sama-sama memusatkan perhatiannya untuk memperoleh nilai IPS tertingi

KONFLIK
Pertentangan antar individu atau kelompok baik yang terlihat dg jelas /terbuka (perkelaian ) maupun yang tidak.
Akomodasi: usaha untuk mencegah, mengurangi, menghindari, dan menghentikan pertentangan
Akomodasi Dapat Dilakukan Dengan Cara:
1. Mediation: penyelesaian pertikaian dengan menggunakan pihak ketiga sebagai wasit yang netral.
2. Arbitration: penyelesaian pertikaian dengan menggunakan pihak ketiga yang statusnya lebih tinggi
3. Consiliation: mempertemukan pihak yang berselisih untuk mencapai suatu persetujuan bersama
4. Toleransi: saling menyadari untuk menghindari pertikaian
5. Stalemat: menyadari akan adanya kekuatan yang seimbang sehingga kalau diteruskan tidak akan ada yang menang dan yang kalah
6. Adjudication ; upaya penyelesaian perkara melalui pengadilan

C. Perubahan Sosial
Perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat yang mempengaruhi system sosial. Seperti nilai, sikap dan sebagainya.
Salah satu perubahan sosial adalah perubahan sosial budaya yang artinya sebuah gejala berubahnya struktur social dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan social budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
“Hirdsman” mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan. Perubahan social budaya terjadi karena beberapa faktor. Diantaranya komunikasi : cara dan pola pikir masyarakat. Faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi. Dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Dalam layanan dasar bimbingan, bertujuan untuk membantu seluruh peserta didik yang mengacu pada developmental task. Uraikan dan jelaskanlah dari poin A sampai poin H.

a. Layanan bimbingan dasar bertujuan untuk membantu remaja dalam hal memantapkan keyakinan yang dianut. Yang merupakan suatu pedoman hidup dan nilai dasar untuk bertindak. Agar tidak terjadi penyimpangan perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
b. Layanan bimbingan dasar bertujuan untuk membantu remaja memahami, mengenal dan menerima diri sehubungan dengan perubahan dirinya, bsik perubahan fisik maupun psikis, sehingga remaja tidak merasa asing dan terganggu dengan perubahan yang dialaminya. Dan agar tidak menghambat perkembangannya.
c. Layanan bimbingan dasar bertujuan untuk membantu remaja agar dapat bertingkah laku yang sesuai dengan peranannya sebagai seorang wanita atau sebagai seorang laki-laki, sehingga remaja dapat membentuk hubungan yang baik dengan teman sebayanya.
d. Agar remaja mempunyai suatu konsep dalam bertingkah laku yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dimasyarakat. Sehingga remaja dapat diterima dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas.
e. Agar remaja memahami dan mengenal tentang dirinya sendiri, mengenai minat, bakat, kemampuan, dan apresiasinya sehingga remaja dapat mengembangkan diri secara maksimal dan tidak mendapatkan hambatan yang sulit. Sehingga remaja dapat berhasil dalam menempuh pendidikannya dan agar apa yang dicita-citakan tercapai.
f. Agar remaja bisa memaksimalkan potensi –potensi yang dimilikinya dan remaja dapat memaksimalkan dalam mengikuti pelajaran sesuai dengan kebutuhan karir yang akan dia jalani dimasa mendatang. Sehingga remaja dapat berperan dalam masyarakat sesuai dengan keterampilannya dan dapat menjalani hidup dengan rasa puas.
g. Agar remaja mempunyai emosional yang matang dan stabil untuk melakukan hubungan social yang serasi dan selaras dalam masyarakat. Dan remaja dapat mempersiapkan diri untuk menempuh karir yang dapat mempertahankan hidupnya dengan tidak bergantung pada keluarganya.
h. Agar remja memahami tentang etika dan nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat dan remaja tahu hak dan kewajiban dia sebagai pribadi yang mempunyai nilai sendiri dan tahu bahwa dia sebagai anggota masyarakat yang disana terdapat nilai-nilai bersama yang telah disepakati. Sehingga sebagai manusia yang mempunyai minat atau keinginan tidak bertentangan dengan nilai pribadi maupun dengan nilai masyarakat.

2. Dalam layanan dasar bimbingan pribadi sosial, ada bermacam-macam isi layanan. Jelaskanlah dengan masing-masing contoh dan lengkapilah penjelasanmu.

a. Macam-macam kaidah ajaran agama.
• Setiap individu mempunyai kepribadian yang unik. Indonesia merupakan Negara yang beragama, oleh karena itu setiap individu pasti mempunyai agama dan keyakinan. kaidah dalam setiap ajaran agama mungkin berbeda antara satu agama dengan agama lainnya. Namun pada hakekatnya kaidah ajaran semua agama itu semuanya menjurus kepada hal kebaikan dan sama – sama mengajarkan untuk taat pada ajaran tuhannya.
• Contoh dari kaidah ajaran agama :
1. Dalam kaidah ajaran agama islam kita harus melaksanakan sholat lima waktu dalam sehari, kita juga diwajibkan untuk berpuasa setiap bulan puasa selama 1 bulan, dan juga bagi orang yang mampu diwajibkan untuk dia berhaji ke tanah suci mekah.
2. Dalam kaidah ajaran agama Kristen protestan, salah satunya yaitu seorang kristiani harus dan sudah sepatutnya wajib untuk mengikuti sakramen kudus. Yaitu baptisan kudus dan perjamuan kudus, yang merupakan amanat agung dari yesus kristus. Sakramen merupakan firman Allah yang ditujukan sebagai perintah oleh Allah untuk memperingati akan keselamatannya.
b. Pokok-pokok ajaran agama yang dianutnya
• Suatu landasan dan konsep-konsep yang menjadi suatu dasar pemahaman dan sudut pandang keyakinan ajaran agama. Dalam pokok-pokok tersebut berisi tentang pemantapan sikap dan kebiasaan serta memahmi tentang inti dari ajaran agama yang dianutnya.
• Contoh pokok-pokok ajaran agama :
o Pokok-pokok keyakinan dalam ajaran agama Kristen protestan, salah satunya ialah bahwa keselamatan dan hidup yang kekal hanya ada dalam yesus kristus.
o Pokok-pokok dalam ajaran agama Islam diantaranya, keberhasilan segala usaha yang kita lakukan ketentuan berada di tangan Allah dan siapa yang mau berdoa dan meminta kepada Allah niscaya akan dikabulkan.
c. Praktik menjalankan ajaran agama
• Semua ajaran dalam agama yang dianut oleh kita harus kita praktikkan dan jalankan sesuai dengan ajaran agama yang kita anut
• Contoh dari praktik ajaran agama :
1. Dalam ajaran agama Islam kita harus sholat lima waktu setiap hari untuk laki-laki dianjurkan sholat ke masjid dan untuk perempuan dianjurkan sholat di rumah. Dan dianjurkan juga setiap hari membaca Al-qur’an.
2. Dalam ajaran agama Kristen Protestan sudah merupakan suatu hal yang wajib dan patut untuk beribadah kepada tuhan setiap hari sabet (hari minggu) di gereja (bait Allah). Selain itu melakukan hal kasih juga merupakan perbuatan nyata akan implementasi dari ajaran agama Kristen protestan. Contohnya : saling berbagi dengan anak-anak yatim piatu, mendoakan sahabat yang sedang sakit.


d. Contoh-contoh hubungan menurut ajaran agama
• Dalam ajaran agama Kristen Protestan, diajarkan untuk setiap umat Allah berusaha untuk menjalin hubungan (relasi) yang harmonis, baik, rukun, damai dan sebagainya. Antar umat Allah (manusia) atau sesamanya. Dalam melakukan relasi tersebut hendaklah saling mengisi, membantu dan menguatkan dikala sedang lemah dan saling melengkapi.
• Dalam ajaran agama Islam kita diharuskan menjaga hubungan silaturahmi. Dan jangan sampai tali silaturahmi yang telah terhubung putus. Oleh karena itu setiap ada tetangga, sanak saudara ataupun teman yang sedang sakit kita dianjurkan untuk menjenguk dan mendoakannya supaya lekas sembuh dan itu tidak sebatas dengan sesame orang islam melainkan seluruh manusia yang berada di bumi ini.
e. Praktik hubungan berdasarkan ajaran agama
• Praktik hubungan ajaran agama Islam, ketika terdapat tetangga, teman atau sanak saudara yang sedang sakit atau sedang berduka kita harus menjenguk dan melayat. Ini merupakan bentuk peduli kepada sesame manusia.
• Praktik hubungan ajaran agama Kirsten Protestan, ketika ada saudara kita yang berduka cita, maka kehadiran kita dan dukungan doa kita, dapat membantu keluarga yang ditinggalkan, serta dapat memberikan semangat dan kekuatan bagi keluarga yang berduka tersebut. Dengan demikian hubungan atau relasi yang terjalin tidak saja pada waktu senang maupun bahagia, melainkan pada waktu sedih ataupun duka cita dapat saling menguatkan.
• Dapat kita lihat dalam praktik hubungan berdasarkan ajaran agama, meskipun berbeda agama tetapi ajaran tersebut mempunyai beberapa hal yang sama yaitu semua agama mengajarkan pada manusia kepada hal kebaikan dan saling peduli.
f. Fakta perubahan fisik dan psikis remaja
• Suatu kondisi yang nyata, dan benar-benar terjadi perubahan fisik dan psikis pada remaja.
• Contohnya adalah :
1. Perubahan fisik
a. Tumbuhnya rambut di daerah tertentu seperti ketiak dan sekitar kemaluan
b. Tumbuhnya jakun pada laki-laki
c. Membesarnya payudara pada wanita
d. Membesarnya pinggul pada wanita
e. Semakin lebar lingkar dada pada pria
2. Perubahan psikis
a. Sudah dapat berpikir abstrak
b. Sudah menyukai lawan jenis
c. Mudah merasa / perasaan
g. Contoh-contoh sikap penerimaan terhadap perubahan fisik dan psikis.
• Remaja putri pada saat awal timbulnya menstruasi , dapat menanggapi hal tersebut secara positif. Remaja putri merasa bahwa dia telah menjadi wanita dewasa. Selain awal dari menstruasi perubahan bentuk tubuh pada remaja putri juga membahagiakan remaja tersebut, karena dia merasa bahwa dirinya menarik dan akan disukai oleh lawan jenisnya.
• Pada remaja putra awal mimpi basah merupakan hal yang menyenangkan tetapi terkadang kita (pria) tidak sadar akan mimpi basah tersebut. Tetapi bagi pria yang dapat membahagiakan dirinya adalah tumbuhnya rambut dan kumis atau jenggot dan tumbuhnya jakun karena hal itu menunjukkan kelaki-lakian seorang pria. Otot-otot yang semakin kuat juga merupakan kebanggaan bagi seorang pria untuk menarik perhatian seorang wanita.
h. Konsep pola hidup sehat
• Dalam pelayanan ini dasar pribadi social yang berhubungan dengan konsep hidup sehat ini diharapkan remaja dapat menjaga keadaan dirinya dan dapat membaca dan merespon keadaan lingkungannya yang berhubungan dengan kesehatan diri secara fisik maupun yang berhubungan dengan kesehatan diri secara psikis.
• Contoh pola hidup sehat :
1. Untuk remaja makan makanan yang bergizi yang dapat mencukupi kebutuhan tubuhnya, karena pada masa ini merupakan perkembangan pesat bagi kondisi fisik.
2. Mengikuti kegiatan keagamaan secara rutin agar keadaan psikisnya tetap stabil dan tidak mudah terjerumus dalam hal yang negative.
i. Contoh-contoh pola hidup sehat
• Mengkonsumsi makanan yang bergizi (4 sehat 5 sempurna)yang dapat membantu pertumbuhan fisik remaja.
• Menjaga kebersihan lingkungan dimana dia tinggal aga terhindar dari penyakit.
• Menjaga kebersihan dirinya sehingga dia tidka mudah terserang penyakit.
• Mengikuti kegiatan keagamaan sehingga dapat menyehatkan psikisnya, dan agar tidak mudah terjerumus kedalam hal yang negative.
j. Cara-cara upaya mengembangkan kondisi hidup sehat
• Istirahat yang cukup
• Makan makanan yang bergizi
• Olahraga rutin
• Berpikir positif
• Taat beribadah sesuai dengan ajaran agamanya
• Menjalin hubungan yang baik dengan sesame.
k. Praktik cara-cara mengupayakan pengembangan kondisi hidup sehat
• Memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya dan sejelas-jelasnya kepada remaja agar memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya menjaga dan mengembangkan kondisi hidup sehat. Dan orang tua harus dapat berkomunikasi dengan baik dengan anaknya , dan orang tua membicarakan jadwal atau aturan-aturan dengan anaknya sehingga terdapat jadwal yang teratur , dan remaja dapat menjalankan pola hidup sehat dengan pengetahuan yang dimilikinya.
l. Contoh-contoh pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap hubungan social
• Pada anak remaja mulai menyukai lawan jenis (fall in love). Keinginan atau hasrat tersebut timbul karena dorongan dari perubahan fisik dalam hal ini pematangan seksual remaja. Hubungan social mulai terbangun. Remja mulai bertindak selayaknya orang dewasa. Remaja sudah mulai bersuara dalam menyampaikan pendapatnya.

3. Buatlah Contoh Layanan Bimbingan Bidang Belajar mengacu pada no 1 sampai 8.

a. Contoh-contoh kegiatan belajar menurut ajaran agama , praktik kegiatan menurut ajaran agama :
• Dalam ajaran setiap agama , dalam hal aplikasi kegiatan belajar, tentu semuanya mengarah kepada satu hal kebaikan dan nilai positif dalam implementasi kegiatan belajar yang dimaksud.
• Contoh kegiatan belajar menurut ajaran agama Kristen protestan salah satunya yaitu kegiatan atau kebaktian anak dan remaja (KAKR) atau pendidikan anak dan remaja (PAR) atau yang sering disebut dengan sekolah minggu bagi anak dan remaja. Kegiatan yang dimaksudkan diatas merupakan suatu sarana untuk berbakti, beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dimana sekolah minggu bertujuan untuk memberikan kepada anak dan remaja pendidikan akan alkitab atau kitab suci dalam hal memberi pemahaman-pemahaman, pengertian-pengertian serta segala karya, nubuat, pernyataan Allah dalam alkitab. Selain itu anak dan remaja juga tidak saja mendapatkan pendidikan akan alkitab, melainkan juga anak dan remaja belajar untuk memiliki kesadaran moral yang total, religious, social, nilai, sikap hidup yang penuh kasih dan belajar untuk mentaati ajaran agama yang dimaksud. Dengan demikian anak atau remaja Kristen yang dimaksud memperoleh proses belajar yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup.
• Dalam ajaran Islam contoh kegiatan belajar seperti taman pendidikan Al-qur’an. Diniyah, dan madrasah. Dimana disitu remaja diajarkan untuk memahami tentang tuntunan agama dan pedoman bagi kehidupan manusia. Diman praktik kegiatan dari proses belajar tadi remaja dapat membaca Al-qur’an dan dapat melaksanakan sholat serta tahu akan hokum-hukumnya.

b. Contohnya pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap kegiatan belajar adalah :
• Perubahan fisik dalam tinggi dan berat disertai perubahan proporsi tubuh, baik pada anak remaja laki-laki maupun perempuan. Kepala, tangan, dan kaki lebih dahulu mencapai ukuran dewasa. Lengan dan tungkai tumbuh lebih cepat dari pada batang tubuh, yang usia paling akhir remaja. Perbedaan dalam laju pertumbuhan pada bagian tubuh yang berbeda ini umumnya merupakan penyebab timbulnya rasa kikuk, kaku bagi sebagian remaja untuk sementara waktu. Karena perubahan fisik ini terkadang remaja tidak percaya diri sehingga dia terhambat dalam belajar hal baru hal ini juga dikarenakan kondisi psikis remaja masih labil.
• Cara mengatasi kesulitan belajar yang dikarenakan oleh perubahan fisik dan psikis yaitu dengan menjadi diri sendiri mencoba untuk percaya terhadap kemampuan diri dan dukungan orang tua sangat mempengaruhi. Selain itu informasi dan motivasi terhadap remaja sangat diperlukan, khusunya dari tenaga ahli yang berada di sekolah (konselor).
• Praktik cara mengatasi kesulitan belajar karena pengaruh fisik dan psikis. Orang tua selalu mengajak anak remajanya untuk berkomunikasi setiap hari dan memberikan dukungan serta motivasi kepada anak remajanya. Dan di sekolah konselor harus aktif dan membuka diri untuk peserta didik yang saat ini pada usia remaja.konselor memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya kepada para remaja. Konselor juga harus menjadi teman untuk peserta didiknya yang siap melayani kapan saja bila dibutuhkan remaj. Hal inilah yang dapat membantu proses belajar bagi para remaja.

c. Contoh pengaruh teman sebaya terhadap kegiatan belajar adalah :
• Pengaruh positif
1. Seorang teman mengajak yang lain untuk membentuk suatu kelompok belajar sehingga setiap mata pelajaran bisa diikuti dengan sebaik-baiknya.
• Pengaruh negative
1. Remaja membentuk suatu kelompok (geng) dimana mereka mempunyai komitmen apabila satu disakiti maka yang lain juga merasa disakiti, sehingga sering terjadi perkelahian antar teman. Dan dalam kelompok tersebut sering minum mabuk. Sehingga remaja akan ikut terseret dalam kegiatan negative.
• Cara dan praktik menghindari pengaruh negative dari teman sebaya antara lain :
1. Hati-hati memilih teman. Artinya kita harus selektif dalam memilih teman.
2. Memiliki komitmen diri yang kuat
3. Memiliki prinsip diri yang kuat
4. Berusaha menghindar dari ajakan teman yang bersifat negative
5. Perkuat keimanan agar tidak mudah terpengaruh oleh teman yang mengajak buruk.
6. Tolak dengan tegas ajakan teman yang bersifat buruk.
7. Sering berkomunikasilah dengan orang tua dan keluarga.

d. Contoh pengaruh nilai dan cara berperilaku pribadi dan sosial yang lebih luas terhadap belajar :
• Ketika diadakannya perayaan ulang tahun (Dies Natelis) sekolah yang berlangsung di sekolah yang dimaksudkan. Semua warga sekolah (guru-guru, murid-murid, kepala sekolah, pegawai administrasi sekolah, suatu pembimbing, satpam sekolah dsb) turut andil dan bekerja dalam kegiatan yang dimaksud pun berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Tak ketinggalan orang tua dari pada murid-murid sekolah tersebut diundang untuk merayakan kegiatan atas dise natalies sekolah anak-anak mereka. Para pemuka agama juga turut serta dalam ucapan syukuran yang dimaksud.
Dalam situasi atau kondisi seperi inilah siswa diharapkan untuk dapat berperilaku denagn melakukan hubungan sosial yang sesuai denagn nilai (value), norma-norma dan etika serta etiket yang berlaku. Konkritnya, ketika bertemu atau ber berpaparan denganseorang pemuka agama atau para alumni dalam acara dies natales tersebut siswa terus dapat menyapa atau bersalaman dengan penuh senyiuman dan ramah serta cakap dalam melakukan komunikasi. Dengan demikian, maka ada kesan positif atau kesan yang baik yang didapati orang lain terhadap diri dari pada siswa. Manakala, orang akan berpikir bahwa ada kewajiban atau peningkatan dalam taraf kesiswaan belajar siswa. Sebaliknya jika siswa menunjukan sikap atau berperilaku yang tidak sopan dalam hubungan sosial tersebut, maka akan adanya penilaian yang buruk dari orang lain terhadap taraf atau ukuran kegiatan belajar siswa disekolah.
o Praktik mengembangkan pengaruh yang positif dan menghibndari yang negatif perilaku pribadi dan sosial dalam kehidupan yang lebih luas terhadap kegiatan belajar sebagai berikut:
Untuk mengembangkan pengaruh yang positif perilaku peribadi dan sosial dalam kehidupan yang lebih luas terhadap kegiatan belajar maka siswa diharuskan untuk dapat melakukan secara terus-menerus sejak tindakan dan pokok hubungan sosial yang baik. Selain itu siswa juga diharapkan untuk dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat konstruktif dan positif untuk dapat meningkatkan kualitas diri sosial terhadap kegiatan belajar. Iswa selanjutnya diberikan pemahaman bahwa ketika melakukan hal-hal yang positif tidak hanya saja kepada orang-orang atau lingkungan yang pantas ditunjukan, melaikan kepada semua orang dan kepada segala keadaan atau kondisi lingkungan. Demi keefktifan kegiatan belajar yang dimaksudkan
Untuk menghindari pengaruh yang negatif perilaku pribadi dan sosial dalam kehidupan yang luas terhadap kegiatan belajar, prateknya ialah siswa diberikan pemahaman-pemahaman, dan pengertian-pengertia akan yang mengakibatkan. Berbagai macam penyimpangan perilaku pribadi dan sosial yang menyimpang. Kemudian siswa diarahkan utnuk tidak pernah salah dalam melakukan hubungan sosial (pergaulan), dapat mengerti situasi atau kondisi dalam lingkungan sosial, yang mungkin saja menperdayai siswa dan mempengaruhi kegiatan belajar siswa.

e. Contoh pengaruh positif kemampuan, bakat, dan minat sendiri terhadap belajar :
• Seorang siswa memiliki kemampuan dalam hal penguasaan diri akan penjumlahan, hitung-menghitung. Kemampuan siswa tersebut semakin hari-semakin meningkat. Dengan demikina maka siswa tersbut semakin yakin bahwa ia memiliki bakat dalam penguasaan matematika. Otomatis misalnya pun dalam kegiatan belajar pada mata pelajaran tersebut (matematika) semakin besar. Maka dengan demikian, kemampuan, bakat dan minat dapat membawa nilai positif dalam kegiatan belajar
• Cara-cara dan penerapan pengembangan pengaruh positif dalam kemampuan, bakat dan minat sendiri terhadap kegiatan belajar : Siswa diarahakan atau diberi motifasi untuk dapat mengembangkan kemampuan bakat dan minatnya dengan cara terus berlatih dan berdaya saing dalam berkompetensi. Siswa diberi petunjuk untuk dapat menggunakan kesempatan yang ada untuk lebih gat mengasah bakat dan kemampuannya melalui cara yaitu mengikuti perlombaan-perlombaan dalam bidang kemampuan dan bakatnya, kegiatan-kegiatan sekolah ataupun luar sekolah yang mencakup bidang kemampuan dan bakatnya. Dengan demikian kegiatan belajar siswa akan berkembang.
• Contoh-contoh pengaruh positif kecenderungan karir terhadap kegiatan belajar : Seorang siswa sedang menggeluti karirnya sebagai seorang penyanyi dan sekaligus pienis kecenderungan siswa tersebut dalam karirnya mempunyai pengaruh atau nilai positif yang didapati dalam hal kegiatan belajar siswa itu sendiri. Siswa tersebut akan semakin mantap dalam hal kegiatan belajar keseniannya di sekolah dan akan semakim eksis dalam sebagai seorang penyanyi dan pienis. Ia tidak akan merasa cenggung atau kaku pada saat mempraktekan kegiatan belajar kesenian di sekolah, karena ia mempunayi basic (dasar) seni ( menyanyi dan berpiano) yang sudah ditekuninya, dipelajarinya dan dikuasai sebelumnya
• Cara-cara dan penerapan pengembangan pengaruh positif kecenderungan karir terhadap kegiatan belajar :
Siswa diberi dorongan atau semangat untuk dapat lebih mengasah karirnya agar semakin mantap dalam berkompetensi.
Penerapannya yaitu denagn cara siswa selalu diikut sertakan dalam kegiatan-kegiatan kesenian sekolah, contohnya paduan suara sekolah, koor sekolah dan siswa yang dimaksudkan. Atau diangkat sebagai perwakilan dan sekiolah untuk menguti perlombaan pada bidanh kesenian digelutinya.
• Contoh-conth pengaruh positif ekspreasi seni tehadap kegiatan belajar yaitu siswa didorong dan lebih aktif dalam menuangkan atau menyalurkan sejak kemampuan, bakat dan kreatifitas yang dimiliki, untuk menunjukan akan keaktifan yang ada. Tidak saja sebagai sebuah minat atau hobby yang tersalurkan namun jauh dari pada itu sebagai sebuah sumbangan dalam berkarya yang tidak hanya menghibur melaikan sebagai sebuah penggerak atau fasilitas dalam menunjang kegiatan belajar.
• Cara-cara dan penyerapan apresiasi seni terhadap kegiatan belajar.
Siswa diberi kesempata atau ruang gerak untuk dapat menggkoordinir atau mengatur suatu rancangan atau strategi akan langkah-langkah yang harus diambil sebagai suatu bentuk wujud nyata terhadap kemampuan, bakat dan minat yang dimiliki. Siswa diarahkan untuk dapat mengalami menggeluti kemampuan, bakat dan minat yang dimiliki untuk dijadikan sebagai suatu identitas diri pribadi. Ketika siswa mantap dalam kemampuan, bakat dan minatnya maka siswa dibimbing untuk dapat mengapresiasikan kebolehannya (apresisasi seni) dengan cara mengikuti perlombaan, mengikuti pentas seni, ataupun kegiatan-kegiatan apresiasi seni lainnya yang bermanfat meningkatkan kegiatan belajar siswa tersebut.

f. Contoh dari motivasi, sikap, kebiasaan, dan ketrampilan belajar di dalam maupun di luar kelas :
Seorang siswa yang mempunyai dukungan dan motivasi dari keluarga, lingkungan dan diri sendiri akan lebih baik dan lebih giat dalam belajar, dengan didukung oleh sikap dan kebiasaan yang baik dalam mengatur waktu untuk belajar, bermain, ibadah, dan rekreasi ini akan membuat proses belajar siswa tersebut berhasil secara optimal. Selain itu siswa tersebut mempunyai keterampilan belajar (metode belajar) yang sesuai dengan dirinya, sehingga apa yang telah dipelajari tadi dapat diserap dengan baik. Maka apabila semua itu telah dimiliki oleh seorang siswa dia akan mendapatkan hasil yang memuaskan dan hasilnya akan sesuai dengan apa yang diharapkan.

g. Contoh pengaruh positif dari gambaran kehidupan-kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi dalam kegiatan belajar :
Contoh pengaruh positifnya ialah pada diri anak (siswa) mulai adanya pengenalan diri (self–Reliance). Siswa mulai menyadari akan perannya, tanggungjawab, kekuatan dan kelemahannya ynag dapat memungkikan siswa tersebut untuk dapat bertindak, memungkinkan siswa tersebut untuk dapat bertindak mengambl keputusan merencanakan masa depan, mempunyai kesadaran emotional yang baik, berhubungan sosial yang baik dengan masyarakat dan dapat mengatur kebutuhan (ekonomi) secara efektif, tanpa harus bergantung atau berpengharapan pada orang lain, melainkan lebih mengandalkan diri sendiri. Dalam kegiatan belajarnya akan semakin memiliki tanggung jawab yang tinggi tehadap tugas-tugas atupun peranan yang diajarkan. Dengan demikian siswa akan tumbuh dan perkembang sebagai pribadi yang memiliki citra diri, koneisten dan pribadi yang berintegrasi baik.

h. Contoh-contoh pengaruh system etika dan nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warga Negara dalam kegiatan belajar :
Siswa akan semakin mendapatkan atau memperoleh suatu batasan – batasan atau aturan-aturan yang sifatnya mengikat dan membangun konkritnya, ketika seorang siswa hendak ngebut – ngebutan di jalan umum dalam keadaan masih mengenakan pakaian sekolah dan tanpa menggunakan pelindung kepala (helm) maka di izinkan system etika berlalu lintas bertindak sebagai pedoman atau pandangan hidup bagi seorang siswa yang juga berperan sebagai warga Negara. Dengan demikian pengaruhnya akan kembali lagis ebagai pengatur, pengontrol, pengawas dan pembatas dalam setiap tindakan dan perbuatan.

4. Isi layanan dasar bimbingan bidang karir sebagai berikut:
a. Contoh pengembangan karir menurut ajaran agama
• Menurut ajaran agama Kristen protestan.seorang siswa( remaja) yang mempunyai bakat atau berkarir dalam bidang tarik suara ,dapat mengertatau mengembagkan karirnya lewat cara masuk dalam kelompok paduan suara remaja,vocal grup,ataupun bersolo.ketika siswa atau( remaja)tersebut ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.siswa atau (remaja)tidak saja memanfaatkan morendum yang ada sebagai proses meniti karir ataupun sebagai proses dari kegiatan belajar ,akan tetapi lebih dari pada itu berkarir dalam bidang tarik suara yang diimplementasikan lewat kelompok paduan suara atau pun vocal group yang di persembahkan dalam ibadah atau di gereja.merupakan suatu bentuk persembahan syukur kepada Tuhan atas kasih dan perlindungannya,kuasa dan berkatnya kepada pribadi.selain itu juga merupakan saluran berkat bagi jemaat atau orang-orang yang mendengarkan pujian yang dinaikan.dengan demikian maka siswa atau (remaja) tersebut secara langsung telah terjun atau masuk dala kegiatan kerja yang mengarah pada pengembangan karirnya menurut ajaran agamanya.
• Menurut ajaran agama Islam, berkarir (bekerja) merupakan hal yang harus dipenuhi dalam menjalani hidup didunia. Karena dalam Hadist telah difirmankan “bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup seribu tahun lagi dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu akan mati esok”. Dari kalimat terebut dapat kita ambil maknanya bahwa bekerja dan beribadah haruslah seimbang, karena dalam islam kita di sunnahkan untuk menikah. Karena siapa yang telah menikah berarti telah menyempurnakan separuh ibadahnya dan yang setengahnya lagi dijalankan secara rutin sampai ajal menjemput. Oleh karena itu untuk menghidupi keluarga kita haruslah bekerja karena itu merupakan ibadah kepada Allah.

b. Contoh pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap pengembangan persiapan karir :
Siswa atau (remaja) akan semakin matang dalam karirnya dimana ketika sisa atau (remaja) dalam pengembangannya semakin menunjukan kematangan-kematangan emosionalnya,kematangan fisiknya dan kematangan seksualnya serta psikisnya.
Semakin siswa(remaja) tersebut mengalami perubahan –perubahan fisik dan psiskis maka semakin berpengaruh terhadap pengembangan persiapan karir siswa (remaja) itu sendiri.siswa(remaj) berat badanya semakin bertambah semakin bertambah tinggi,perubahan-perubahan seksual,primer,sekunder dan semakin bermunculan maka otomatis siswa(remaja) merasa bahwa dirinya sudah siap dengan perubahan yang terjadi dan akan semakin merasa mampu dan bersemangat dalam persiapan karirnya tersebut.salah astu cara mengembangkan kodisi fisik dan psikis yang sehat untuk pengembangan karir yaitu selalu berfikir posistif dan menerima kondisi diri dan lingkungan apa adanya.dan selalu menjaga kesehatan diri dan kebersihan lingkungan agar dalam persiapan karir siswa(remaja)tetap sehat dan bertenaga.prakteknya yaitu bukti dengan berpikir,bekerja,dan bertindak atau berperilaku yang positif.mengatur dan memperhatikan pola hidup yang sehat baik fisik maupun psikis agar dalam persiapan karir siswa (remaja)tersebut semangat dan menjadi kebahagiaannya.
c. Contoh-contoh kemanfaatan hubungan teman sebaya dalam upaya pengembangan persiapan karir.
Contoh manfaatnya yaitu :
Kepada iswa (remaja) akan semakin lebih termotifasi untuk mengembangkan persiapan karirnya tersebut karena hubungan antara teman, akan timbul rasa saling memperhatikan melengkapi dan saling merasakan apa yang terjadi, karena mereka sama-sama berkembang atau bertumbuh dalam konteks masa atau periode yang sama (satu jenjang pertumbuhan).dalam persiapannya, ketika teman siswa (remaja) dalam keadaan yang tertekan atau terhimpit dengan keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengembangkan persiapan karirnya maka disini teman atau siswa (remaja) tersebut menguatkannya. Dengan demikian ada satu manfaat yang didapat dari suatu hubungan teman sebaya dalam hubungan tersebut ada suatu pola pemikiran atau konsep pesamaan akan status,peran dan fungsi,jender ketika para siswa tersebut menetukan pilihan dan pengembangan karir kongkritnya.ketika ada suatu persamaan hobby atau minat akan suatu kegiatan maka semunya beramai-ramai untuk memilih dan mengikuti kegiatan tersebut.dimana lambat laun akan menjadi akan menjadi suatu konsep dalam pengembangan karir yang digeluti.
d. Contoh-contoh keterkaitan antara diri dan cara-cara betingkah laku dalam kehidupan yang lebih luas terhadap kondisi bekerja dan pengembangan karir :
• Contoh keterkaitanya yaitu :
Ketika dalam pribadi sesorang atau individu ada sesuatu integritas yang kuat akan kamauan dan loyalitas yang tinggi terhadap suatu hal atau suatu pekerjaan yang ditekuni, maka sudah pasti dalam implementasinya individu tersebut berusaha untuk tetap menjaga integritasinya tersebut.sama halnya dengan kehidupanya dalam bersosialisasi.individu tersebut tidak akan lagi merasa cangug atau kaku ketika menghadapi situasi sosialnya,dala pengertinya;individu tetap mempunyai konssisyen ang kuat akan nilai dan cara-cara bertingkah laku yang sesuai dengan aturan yang berlaku dalam lingkungan sosialnya misalnya dalam ligkungan kerja atau berinteraksi.dengan demikian keterkaitan yang terjadi antara nilai dan cara-cara bertingkah laku dalam kehidupan social yang lebih luas meruakan satu pola timbale balik antara pola konsep pribadi dengan pola konsep peraksi.kadua-dunya sangat berpengaruh terhadap pengembangan karir seseorang individu.
e.Contoh-contoh pengaruh kemampuan bakat,minat,terhadap karir.
• Seorang individu ktika menyadari dan mengenal akan kekuatan yang dimilikinya,dalam pengertian,kamamuan,bakat,minat,maka seyokyanya individu tersebut mampu untuk dapat memanfaatkan atau mengunakan kekuatan yang dimaksud dengan baik.apabila individu tersebut memanfaatkan kekuatanya sebagai suatu modal atau suatu bakat awal dala meniti karirnya,maka sudah pasti bahwa masa depan karirnya dalam hal prosesnya tidak ada lagi kebimbangan atau keraguan dalam mamiliki atau memutuskan karir yang akan digeluti setelah individu tersebut.setelah memilih karir yang digeluti oleh individu yang bersangkutan,maka langkah selanjutnya ialah mengidentivikasikan cara kecenderungan karir sesuai dengan jenis arah kencenderungan atau karir sesuai dengan kemampuan.isalanya individu yang mampu atau lihai dalam hal tulis menulis, ketik engetik,pembuatan surat,dan sebagainya.maka iinduvidu tersebut cenderung untuk menjadi seorang pegawai atministrasi atau seorang pembantu pimpinan(sekertaris).dengan sendirinya individu tersebut mengidentivikasikan karirnya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.kembali lagi kepada pribadi individu masing-masing.bagaiman mengetaghui dan mengidentivikasikan dirinya pada karir yang sesuai dengan kemampuan

f. Keterkaitan pengetahuan dan ketrampilan program SMP dengan karir-karir tersebut :
Pengetahuan dan ketrampilan program SMP sangat berkaitan erat dengan karir siswa (remaja).ketika atau pada saat bersekuolah(SMP)siswa mendapatkan sumber pembekalan atau sumber pembentukan akan karir siswa(remaja).contohnya pengetahuan atau ketrampilan yang terdapat dalam mata pelajaran KTK(ketrampilan tangan dan kesenian).dalam mata pelajaran tersebut siswa diajari berbagai macam kerajinan atau ketrampilan tangan seperti menyulam,merakit bambu-bambu menjadi hiasan rumah,merendah,menjahit pada kain strimin,dan sebagainya.dan juga siswa diajarkan untuk dapat mengenal dan mampu mempraktekan berbagai macam kesenian.seperti seni melukis atau mengambar,seni menggerakan tubuh atau menari,seni bermain musik(gitar,keboard,piano,drum,gendang,gong,harmonica,seruling dan alat-alat musik lainya,seni tari suara,seni dalam berteater,darama,pantomime dan kesenian lainya.
Pemberian pengetahuan atau pembelajarn dimaksudkan agar anak(remaja)lebih mempunyai atau mendalami karir yang telah disiapkan /direncanakan,sehingga anak remaja dapat mengembangkan bakat,kemampuan dan minatnya,lewat atau melalui pengetahuan dalam mata pelajaran tersebut .dengan demikian ada hubungan yang saling berkaitan ,berhubungan antara p0engetahuan dan ketrampilan denan karir siswa(remaja)dimana kedua komponen proses belajar tersebut saling melengkapi,terpadu dan saling bermanfaat.pada saat siswa(remaja) mempersiapkan karirnya maka ia terus kembali untuk mengenang dan memahami dirinya,peranya dalam kehidupan masarakat.karena ketika dalam keadaan yang sedang dalam pembentukan atau berproses terkadang siswa(remaja)melupakan akan peranannya dalam masyarakat,yang mulai disibukan dengan peranan atau tyugas barunya sebagai seorang yang tel;ah menemukan jalan hidupnya.
Namun sesungguhnya,peranan kehidupan masyarakat dan perananya dalam kehidupanm asyarakat sangat berpengaruh terhadap pengembangan p0ersiaan karir.kedua-duanya saling melengkapi dan mendukung,ketika ada kekurangan atau ketidak kemampuan siswa (remaja)maka masyarakat dalam hal ini terhadap hal ini lingkungan dimana dia berada,mampu untuk membantu menutupi kekurangan atau melengkapi apa yang menjadi kekurangan.
g. Contoh-contoh kehidupan karir sesuai denagn gambaran tentang kehidupan mandiri.
Ketika seorang siswa (remaja)telah matang dalam meniti karirnya maka secara sederhanya ia mulai membuat,merencanakan,melakukan,dan bertanggung jawab atas semua keputusanya dengan mengandalakn dirinya sendiri.atau siswa remaja mulai menunjukan akan kehidupan mandirinya kongkritnya,ketika ada seorang siswa (remaja)meniti karirnya dalam bidang seni melukis atau menggambar.ia memanfaatkan kepribadianya yang tenang dan lemah lembut untuk dapat menghasilkan karya cipta yang luar biasa.emosional yang terkontrol pada saat melukis menciptakan suatu karya yang indah selain itu,dalam keadaan ekonomi yang terhimpit siswa (remaja)tersebut menggunakan kesempatan yang ada untuk meningkatkan ekonomi keluarga atau pun pribadinya.ia mulai megawalinya dengan perlahan-lahan,hanya dari sekedar bahaya ,hobby menuju kepada hal “menyenagkan hati”orang-orang,sampai kepada menghasilkan suatu perubahan kehidupan.semunya dilakukan denagn bermodalkan pengenalan diri(self reciance)ia menyadari bahwa ia mempunyai kekuatan sendiri yang terintegras dan komitmen diri yang mantap.sehingga mampu menjalani kehidupan karirnya dengan sedemikian.
h. Contoh-contoh penerapan system.etika dan nilai dalam pekerjaan dan pengembangan karir:
Dalam pekerjaan dan pengembangan diri pada sistim etika dan nilai yang mengaturnya ;aturanaturan yang dibuat dan di tetapkan oleh tempat kerja ataupun diri sendiri berguna atu berperan sebagi pengikat,pengontrol dan pengawas akan keefektifan kinerja kerja dan pengembangan diri.loyalitas dan pengabdian bekerja dapat menjadi bagian dari komitmen pribadi atau individu apabila mentaati dan mematuhi aturan-atran yang ada.
Selain itu,system etika dan nilai dalm pekerjaan dan pengembagan diri terua di terapkan melalui implementasinya di lapangan .dalam hal ini mempunyai konsep,berkomonikasi yang sesuai dengan etika atau nilai yang ada,melakukan interaksi dengan rekan kerja atau pimpinan dengan penuh kesopanan.bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas yang ada,sebagi suatu bentuk pengembangan diri pribadi yang mandiri.dengan demikian maka pengembangan karir dlam pekerjaan terus selalu didikuti dengan system etika dan nilai yang ada.sehingga perkembangan karir yang dimaksudkan dapat menjadi suatu tolak ukur atau ukuran akan keberhasilan karir itu sendiri.

5. Buatlah layanan pengumpulan data dari klien A selengkap mungkin (terlampir)


























BIODATA SISWA
SMA DIPONEGORO SEMARANG
KELAS X (SEPULUH)


NAMA LENGKAP :…………………………………………
NAMA PANGGILAN :…………………………………………
JENIS KELAMIN :…………………………………………
TEMPAT TANGGAL LAHIR :…………………………………………
ALAMAT :………………………………………….
…………………………………………………………………………………………..
HOBI :………………………………………….
CITA-CITA :…………………………………………
JUMLAH SAUDARA
a. KANDUNG
• KAKAK :…………………………………………
• ADIK :…………………………………………
b. TIRI :…………………………………………
c. ANGKAT :………………………………..........
ANAK KE :……………DARI………..SAUDARA
STATUS DALAM KELUARGA :
a. Anak Kandung
b. Anak angkat
c. Anak asuh
d. ……………….
PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA:…………………………………
TEMPAT BELAJAR
a. RUANG TAMU :………………………………….
b. KAMAR TIDUR :…………………………………..
c. RUANG BELAJAR :………………………………….
WAKTU BELAJAR :
a. PAGI
b. SIANG
c. SORE
d. MALAM
e. TIDAK TERATUR
MASUK SMA TAHUN :…………………………………
JARAK RUMAH KE SEKOLAH :……………………….KM
BERANGKAT SEKOLAH DENGAN :
a. Kendaraan Pribadi
b. Angkutan umum
c. Jalan kaki
d. …………………..
ASAL SEKOLAH
• SD :………………………………
• SMP :……………………………….
ALAMAT SEKOLAH
• SD :………………………………
• SMP :………………………………
PERNAH TINGGAL KELAS
• SD :………………………………
• SMP :………………………………
ALAMAT SEKOLAH
• SD :……………………………….
• SMP :………………………………..
NOMOR TELEPON
• RUMAH :………………………………..
• HANDPHONE :……………………………….
NAMA ORANG TUA
• AYAH :…………………………………
• IBU :………………………………….
TEMPAT TANGGAL LAHIR ORANG TUA
• AYAH :………………………………….
• IBU :………………………………….
ALAMAT ORANG TUA
• AYAH :……………………………………
• IBU :……………………………………

PEKERJAAN ORANG TUA
• AYAH :…………………………………..
• IBU :…………………………………..
PENGHASILAN ORANG TUA
• AYAH :……………………/ Bulan
• IBU :…………………../ Bulan

JENJANG PENDIDIKAN ORANG TUA
• AYAH :…………………………………..
• IBU :…………………………………..
NOMOR TELEPON.
• RUMAH :…………………………………..
• HANDPHONE :…………………………………..
PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA .
• AYAH :…………………………………..
• IBU :……………………………………

NAMA WALI :……………………………………….
ALAMAT WALI :………………………………………
NO. TELP. WALI
• RUMAH :……………………………………….
• HP :……………………………………….
PEKERJAAN WALI :……………………………………….
PENGHASILAN WALI :…………………………/ Bulan









Semarang,…………....2010

Orang Tua / Wali Siswa bersangkutan




(……………………………..) (…………………….)


Keterangan : Isilah poin diatas dengan sebenar-benarnya, dan pada poin yang terdapat pilihan lingkarilah yang sesuai atau isi pada poin yang kosong apabila tidak sesuai dengan diri kalian dengan isian yang sesuai.

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN 2 (REMAJA)

A. SUMBER KEPRIHATINAN ANAK PADA MASA PUBER
Salah satu tugas perkembangan untuk menjadi dewasa adalah menerima tubuh yang baru berkembang, dan menyadari bahwa alam memberikan ciri-ciri fisik tertentu yang tidak dapat diubah oleh individu
Banyak anak menginginkan kondisi tubuh yang ideal, tetapi terkadang kondisi tubuh anak tidak sesuai dengan yang diinginkan. Anak pada masa puber khawatir dengan kondisi fisiknya keterlambatan pertumbuhan, yang menjadikan anak khawatir akan kondisi kenormalan fisiknya. Dan ada anak yang khawatir karena kecepatan pertumbuhan fisiknya, yang cepat sekali berubah, sehingga menjadikan anak tidak percaya diri karena tidak sama dengan teman lainnya. Keprihatinan ini timbul karena kurangnnya pengetahuan yang dimiliki oleh anak. Dibawah ini akan disebutkan keprihatinan yang terjadi pada anak, yaitu :
1. Keprihatinan Pada Kenormalan
Keprihatinan umum akan kenormalan selama masa puber, yaitu :
1. Keprihatinan anak laki-laki
o Basah malam : jika anak tidak mengetahui kenapa terjadi basah malam, maka pengalaman ini akan menjadi kejadian yang traumatis bagi anak.
o Ciri-ciri seks sekunder : Anak laki-laki terganggu karena lambatnya pertumbuhan otot-otot dan rambut pada bagian tertentu.
o Kurangnnya minat terhadap anak perempuan : Anak melihat teman sebayanya yang lebih besar berpacaran, dia menjadi ragu apakah dia juga bisa seperti itu dan apakah dia normal.
2. Keprihatinan anak perempuan
o Haid : Haid seringkali menjadi pengalaman yang traumatis bagi anak perempuan karena saat terjadi haid diikuti rasa sakit, oleh karena itu orang tua harus lebih memperhatikan anak sehingga anak merasa lebih baik.
o Ciri-ciri seks sekunder : Anak perempuan biasanya prihatin akan payudara dan pinggulnya, apakah akan normal ataukah tidak.
o Kurangnya daya tarik seksual : Perempuan prihatin akan daya tariknya, apakah dapat menarik minat laki-laki terhadapnya ataukah tidak. Oleh karena itu terkadang anak perempuan minder dan kurag percaya diri kalau keadaan tunuhnya tidak sesuai dengan keinginan idealnya.



3. Keprihatinan anak laki-laki dan perempuan
o Organ-organ seks : anak-anak khawatir terhadap organ seksnya yang membesar,mereka takut kalau terlihat melalui pakaiannya.
o Disproporsi tubuh : anak khawatir akan kondisi bentuk tubuhnya apakah akan normal seperti orang dewasa atau tidak.
o Kecanggungan : pada masa ini anak menjadi canggung dan kikuk, hal ini akan semakin parah apabila kecanggannya diejek atau di omong.
o Usia kematangan : anak yang matangnya cepat merasa minder karena keadaan tubuhnya yang berbeda dengan teman-teman saebayanya, sedangkan anak yang terlambat matang mereka merasa khawatir apakah keadaan tubuhnya normal atau tidak, karena kondisi tubuh yang tidak tumbuh-tumbuh seperti teman yang matang dahulu atau matang normal.
o Masturbasi : Ketegangan dan ketidaknyamanan karena berkembangnya organ-organ seks menyebabkan anak sering memeganginya, tetapi anak sering diberi tahu kalau masturbasi itu tidak baik, sehingga anak merasa bersalah dan menjadi malu.

2. Keprihatinan Akan Kepatutan Seks
Dari kecil anak sudah digolongkan menurut jenis seksnya sedemikian rupa, sehingga anak mempunyai pandangan tentang maskulin dan femminim, baik informasi dari orang tua, media elektronik, buku, majalah dan lingkungan tempat tinggalnya. Selain prihatin terhadap jenis seks, anak juga mempunyai keprihatinan kepada :
a. Ukuran Badan : anak khawatir terhadap tinggi badannya. Anak laki-laki biasanya khawatir jika kondisi tinggi badannya kurang dari teman-teman yang lain. Dan anak perempuan biasanya khawatir apabila tinggi badannya melebihi teman laki-lakinya karena dianggap tidak normal.
b. Berat Badan : anak khawatir akan berat badan dan bentuk badannya yang terlalu gemuk dan berat, karena dapat mengurangi daya tarik pada diri.
c. Ciri-ciri seks sekunder : Anak cenderung gelisah apabila cirri dari seks sekunder terlambat untuk tumbuh dan berkembang, khususnya ciri-ciri yang membedakan kedua jenis seks.
d. Alat kelamin : keprihatinan pada alat kelamin biasanya terjadi pada anak laki-laki, karena anak laki-laki beranggapan kalau penis yang besar dan panjang itulah menunjukkan kejantanan, apabila penisnya kecil dan pendek anak laki-laki biasanya gelisah, dia merasa apakah penisnya akan berfungsi dengan normal atau tidak.

B. BAHAYA PADA MASA PUBER
Bahaya pada masa puber pada umumnya gawat. Karena berdampak jangka panjang. Bahaya yang paling gawat adalah bahaya psikologis. Berikut akan dijelaskan bahaya yang terjadi pada masa puber.
- Bahaya Fisik
Bahaya fisik pada masa puber tidak terlalu mengkhawatirkan. Karena pada masa inu jarang sekali anak terserang penyakit serius dan jarang sekali terjadinya kecelakaan, karena anak saat usia ini menjadi kurang aktif. Tidak seperti masa-masa sebelum puber dan masa setelah puber. Kematian yang terjadi biasanya disebabkan oleh percobaan bunuh diri yang dlakukan anak puber, karena kesedihan anak yang sangat mendalam. Bahaya fisik yang utama karena disebabkan kesalahan fungsi kelenjar endokrin yang mengendalikan pertumbuhan pesat dan perubahan seksual yang terjadi pada periode ini.
Akibat ketidakseimbangan endokrin pada masa puber :
1. Kurangnya hormon pertumbuhan : menyebabkan anak lebih kecil dari rata-rata saat anak matang.
2. Kurangnya hormon gonad : menyebabkan anak lebih besar dari pada rata-rata dan sifatnya tetap kekanak-kanakan atau dapat mengambil cirri-ciri lawan jenis bergantung pada kapan terjadinya gangguan dalam siklus perkembangan
3. Persediaan hormone gonad yang berlebihan : menyebabkan kematangan dini (puberty precox) sejak usia 5 atau 6 tahun, tetapi meskipun anak sudah mulai dapat bereproduksi namun keadaan seks sekunder masih belum tumbuh dan berkembang sehingga masih terlihat kecil.

- Bahaya Psikologis
Banyak bahaya psikologis yang terjadi saat masa puber yang berakibat jangka panjang. Bahaya psikologis yang terjadi diantaranya :
1. Konsep diri yang kurang baik
a. Alasan pribadi : Anak mempunyai konsep diri yang tidak realistic, karena melihat kondisi tubuhnya yang tidak sesuai dengan harapan.
b. Alasan lingkungan :
i. Anak puber cenderung tidak social, bahkan mungkin bearperilaku antisocial. Sehingga mempengaruhi perlakuan orang-orang terhadap dirinya. Akibatnya anak puber tidak menikmati dukungan social, seperti yang dia terima dahulu. Perlakuan orang lain sangat mempengaruhi konsep diri, yang menimbulkan sikap negative terhadap diri sendiri. Dampak dari konsep diri yang kurang baik diantaranya :
1. Anak menarik diri
2. Sedikit melibatkan diri dalam kegiatan atau pembicaraan kelompok
3. Bersikap bertahan
4. Membalas dendam terhadap perlakuan yang dianggap tidak adil.
ii. Prestasi Rendah, hal ini disebabkan karena pertumbuhan fisik yang cepat, sehingga tenaga menjadi melemah, dan mengakibatkan keseganan untuk bekerja dan bosan pada kegiatan yang melibatkan usaha individu. Biasanya terjadi saat kelas 4 atau 5 SD dan mencapai puncaknya saat memasuki masa puber.
iii. Kurangnya persiapan untuk menghadapi perubahan masa puber. Thomas mengatakan “jarang ada anak yang mengerti (meskipun sedikit) tentang dasar perubahan yang terjadi pada dirinya dan pada teman-temannya”. Kalau anak puber tidak diberi tahu atau secara psikologis tidak dipersiapkan tentang perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada masa puber, pengalaman akan perubahan itu dapat merupakan pengalaman traumatis.
iv. Menerima tubuh yang berubah. Salah satu tugas perkembangan masa puber yang penting adalah menerima kenyataan bahwa tubuhnya mengalami perubahan. Tidak semua anak menerima kenyataan ini sehingga mereka tidak puasa dengan penampilannya. Karena mereka mengerti betapa penting penampilan untuk memperoleh dukungan social. Alasan mengapa anak puber tidak puas adalah :
1. Karena hampir semua anak membentuk konsep diri fisik yang ideal berdasarkan konsep dari berbagai sumber individu ideal dalam kelompok seksnya.
2. Kepercayaan tradisional tentang penampilan yang pantas untuk jenis seks tertentu cenderung mewarmai sikap anak puber sedemikian rupa sehingga mengganggu penerimaan terhadap tubuhnya sendiri yang berubah.
v. Menerima peran seks yang didukung secara social. Menerima peran seks anak puber yang diharapkan mendekati peran seks orang dewasa merupakan tugas perkembangan utama pada tingkat usia ini. Sepanjang masa kanak-kanak, anak laki-laki mendapat tekanan kuat untuk memerankan peran seks maskulin, untuk memperoleh dukungan social. Tetapi tidak sedemikian dengan anak pearempuan. Selama masa kanak-kanak perempuan mengalami penggolongan peran seks yang tidak terlampau ketat. Namun saat ini anak perempuan harus berperilaku dalam cara-cara yang sesuai dengan orang perempuan dewasa.
vi. Penyimpangan dalam pematangan seksual. Bahaya ini hanya mempengaruhi anak yang mengalami penyimpangan dalam usia terjadinya kematangan seksual dan waktu yang diperlukan, yang dianggap sebagai berbeda. Thomas menerangkan, bahwa : “anak ini tidak saja berbeda dari teman-temannya “anak ini tidak saja berbeda dari teman-temannya sehingga dengan demikian mudah diasingkan, tetapi ia juga mengalami kesulitan dalam kegiatan akademik social dan fisik yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dan kemampuannya yang unik. Pengalaman ini hanya akan semakin memperbesar perasaan berbeda”.


C. KETIDAKBAHAGIAAN PADA MASA PUBER
Yang menyebabkan ketidakbahagiaan pada masa ini adalah :
1. Yang penting dalam kebahagiaan adalah penerimaan, baik penerimaan diri sendiri maupun penerimaan atau dukungan social. Agar merasa puas dengan kehidupannya sehingga dapat menganggap diri sendiri bahagia.
2. Yang penting dalam kebahagiaan adalah kasih sayang dari orang lain. Karena kasih saying dan dukungan dari orang lain berjalan beriringan, anak puber yang bersikap kritis dan merendahkan orang lain dan yang mempunyai perilaku egosentris dan tidak social dalam situasi social, tidak lagi menerima kasih saying seperti sebelumnya.

- Keragaman Ketidakbahagiaan pada Masa Puber
Tingkat ketidakbahagiaan sangat beragam setiap masa puber. Bagian pertama yang disebut fase negative, merupakan tahap yang paling tidak bahagia. Lebih lanjut anak puber kurang memperhatikan penampilan diri karena ia menyadari bahwa, banyak dari kondisi yang menggelisahkannya hanyalah bersifat sementara.

- Keseriusan dalam Ketidakbahagiaan Masa Puber
Meskipun ketidakbahagiaan pada masa ini terlihat tidak begitu penting, tetapi sebenarnya hal ini menjadi sangat penting. Karena pola tidak bahagia yang terbentuk saat ini dapat diperkuat sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan dan menetap terus setelah masa puber lama berakhir. Dan kondisi ketidakbahagiaan pada masa puber cenderung menetap, kecuali kalau diadakan langkah-langkah perbaikan untuk mengubahnya.

D. MASALAH – MASALAH REMAJA

Dalam setiap periode perkembangan, pasti mempunyai masalah atau kesulitan-kesulitan. Kesulitan yang dialami remaja diantaranya :

1. Problem penyesuaian diri
Penyesuaian diri ialah kemampuan seseorang orang untuk hidup dan bergaul secara wajar terhadap lingkungannya. Penyesuaian yang dihapai remaja diantaranya :

a. Penyesuaian terhadap diri sendiri : tidak semua orang dapat menyesuaikan terhadap dirinya sendiri, akibatnya tampak dalam diri seseorang tersebut tampak dalam keadaan gelisah dan konflik batin.
b. Penyesuaian diri di dalam keluarga : Penyesuaian diri dalam keluarga yang terpenting adalah penyesuaian dengan orang tua. Karena sehubungan dengan sikap orang tua :
• Otoriter : yang tidak memberikan kesempatan kepada anaknya untuk memberikan pendapatnya, keinginannya dan keluhannya. Orang tua hanya mau anaknya menuruti apa kemauan orang tua, sehingga mengakibatkan anak menjadi penakut, apatis, rendah diri, dan pendendam.
• Terlalu lunak : orang tua yang terlalu membebaskan anaknya, mungkin karena terlalu saying (over affection) atau karena kurangnya pendidikan. Sikap ini akan menimbulkan tingkah laku yang tidak senonoh pada anak.
• Demokratis : orang tua memberikan kesempatan kepada anaknya menyatakan pendapat, keluhan, kegelisahannya, dan orang tua menanggapi secara wajar dan membimbing seperlunya. Sikap orang tua yang seperti inilah yang akan membuat remaja menjadi bersikap baik, sopan, bertanggung jawab.

c. Penyesuaian diri di sekolah :
• Penyesuaian murid terhadap guru
• Penyesuaian diri terhadap mata pelajaran
• Penyesuaian diri terhadap teman sebaya
• Penyesuaian diri terhadap lingkungan fisik dan social sekolah
d. Penyesuaian diri di masyarakat : Masyarakat amat menentukan bagi penyesuaian diri anak. Karena anak lebih banyak menghabiskan waktu dirumah, dan rumah tersebut berada di tengah-tengah masyarakat. Banyak hal yang terdapat dilingkungan masyarakat yang dapat menimbulkan kesulitan dalam penyesuaian diri anak dan perkembangannya seperti :
• Pengaruh film-film
• Bacaan porno
• Pergaulan bebas
• Kekerasan
Hal diatas dapat menimbulkan perilaku yang negative bagi anak-anak remaja.


2. Problem Beragama
a. Keyakinan dan Kesadaran Beragama : Pada masa remaja kebiasaan-kebiasaan yang telah ditanamkan waktu kecil akan mengalami tantangan dengan adanya pemikiran rasional dan adanya kenyataan hidup orang dewasa yang dilihatnya amat bertentangan dengan keyakinan yang telah ia terima.hal ini menimbulkan kekaburan tentang nilai-nilai yag telah dia terima diwaktu kecil, yang mengakibatkan kegoncangan jiwa pada remaja.
b. Pelaksanaan Ajaran Agama Secara Teratur : disiplin dalam agama timbul oleh .
i. Pengaruh dan contoh dari orang tua
ii. Menanamkan rasa kesadaran iman didalam hati remaja
iii. Pengaruh lingkungan yang taat beragama.
c. Perubahan Tingkah Laku karena Ajaran Agama : Setiap agama pasti membawa kebaikan untuk manusia. Oleh karena itu apabila remaja memahami dan taat beragama pasti tingkah laku dan perbuatannya akan mencerminkan perbuatan yang baik, sopan dan santun.
3. Problem Kesehatan
Problem kesehatan adalah masalah yang dihadapi, sehubungan dengan kesehatan jasmani dan rohaninya. Khususnya dimasa remaja. Kesehatan sering menjadi pusat pemikiran. Karena remaja mempunyai keinginan sehat, cerdas, dan tangkas. Untuk mewujudkan itu semua orang tua, dan guru perlu membimbing dan mengarahkan remaja dengan benar, sehingga remaja mendapatkan kepuasan dalam menjalani kehidupannya.


E. KENAKALAN REMAJA
Kenakalan anak dan remaja disebabkan karena kegagalan mereka dalam memperoleh penghargaan dari masyarakat tempat mereka tinggal. Menurut “Dr. Fuad Hasan”, kenakalan remaja adalah “Kelakuan atau perbuatan anti social dan anti normative”. Dan menurut “Hurlock”, kenakalan remaja bersumber dari moral yang sudah berbahaya atau beresiko (moral hazard). Kerusakan moral ini bersumber pada :
1. Keluarga yang sibuk, keluarga yang retak, dan single parent, dimana anak hanya diasuh oleh ibu.
2. Menurunnya kewibawaan sekolah dalam mengawasi anaknya
3. Peranan gereja tidak mampu menangani masalah moral
Jenis kenakalan remaja yang dikumpulkan oleh pemerintah melalui BAKOLAK Inpres 6/1971 adalah :
a. Pencurian
b. Penipuan
c. Perkelahian
d. Perusakan
e. Penganiayaan
f. Perampokan
g. Narkotika
h. Pelanggaran susila
i. Pelanggaran
j. Pembunuhan
k. Kejahatan lain.
Adapun sebab kenakalan remaja disebabkan oleh :
1. Faktor yang ada di dalam diri anak sendiri
a. Predisposing faktor : faktor yang member kecenderungan tertentu terhadap perilaku remaja. Faktor tersebut dibawa sejak lahir, atau ketika kelahiran bayi karena disebabkan :
i. Luka dikepala saat proses kelahiran
ii. Kelainan kejiwaan seperti schizophrenia
b. Lemahnya pertahanan diri : faktor yang ada dalam diri untuk mengontrol dan mempertahankan diri terhadap pengaruh negative dari lingkungan
c. Kurang kemampuan penyesuaian diri : ketidakmampuan seorang remaja untuk menyesuaikan diri dengan pergaulan sekitarnya, sehingga mengakibatkan remaja salah dalam memilih teman pergaulan.
d. Kurangnnya dasar-dasar keimanan di dalam diri remaja.
2. Penyebab kenakalan yang berasal dari lingkungan keluarga
a. Anak kurang mendapatkan kasih saying dan perhatian orang tua
b. Lemahnya keadaan ekonomi orang tua di desa-desa, telah menyebabkan tidak mampu mencukupi kebutuhan anak-anaknya.
c. Kehidupan keluarga yang tidak harmonis
3. Penyebab kenakalan remaja yang berasal dari lingkungan masyarakat
a. Kurangnya pelaksanaan ajaran agama secara konsekuen
b. Masyarakat yang kurang memperoleh pendidikan
c. Kurangnnya pengawasan terhadap remaja
d. Pengaruh norma-norma baru dari luar
4. Sebab-sebab kenakalan yang bersumber dari sekolah
a. Faktor guru
i. Ekonomi guru
ii. Mutu guru
b. Faktor fasilitas pendidikan
c. Norma-norma pendidikan dan kekompakan guru
d. Kekurangan guru.



DAFTAR PUSTAKA

1. Hurlock, Elizabeth B., 1980, Psikologi Perkembangan Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan, Erlangga.
2. Willis, S. Sofyan, Prof. Dr. MPd, 2005, Remaja & Masalahnya, Alfabeta. Bandung.

Kamis, 08 April 2010

RAGAM BIMBINGAN

A. Ragam Bimbingan

Dilihat dari masalah individu, ada 4 jenis Bimbingan, yaitu :

1. Bimbingan Akademik

Bimbingan akademik, yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah akademik, yaitu :
- Pengenalan kurikulum
- Pemilihan jurusan / konsentrasi
- cara belajar
- Penyelesaian tugas-tugas dan latihan
- Pencarian serta penggunaan sumber belajar
- Perencanaan pendidikan lanjutan
- dll.

Bimbingan akademik dilakukan dengan cara mengembangkan suasana belajar mengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar.

2. Bimbingan Sosial Pribadi
Bimbingan untuk membantu para individu dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial pribadi. yang termasuk masalah sosial pribadi adalah :
- hubungan dengan sesama teman
- hubungan dengan dosen
- pemahaman sifat dan kemampuan diri
- penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal
- Penyelesaian konflik

Bimbingan sosial pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya.

3. Bimbingan Karier

4. Bimbingan Keluarga

Minggu, 28 Maret 2010

BAHAYA PADA MASA PUBER

Bahaya Pada Masa Puber

1. Bahaya Fisik
Bahaya fisik pada masa puber lebih disebabkan oleh fungsi kelenjar endokrin yang menyebabkan pertumbuhan pesat dan perubahan seksual pada masa ini.

2. Bahaya Psikologis

a. Konsep Diri
Banyak hal yang menyebabkan konsep diri yang kurang baik seperti anak mengembangkan konsep yang kurang realistik terhadap penampilan dan kemampuannya kelak bila sudah dewasa, cenderung tidak sosial bahkan berperilaku antisosial. akibatnya, anak menjadi tidak menikmati dukungan sosial yang sewaktu-waktu diperoleh atau diharapkan

Kamis, 18 Maret 2010

TEORI BELAJAR

PANDANGAN BELAJAR MENURUT:
1. Edward E. Lee Thorndike
Menurutnya, belajar merupakan peristiwa tebentuknya asosiasi-asosiasi antara perstiwa-peristiwa yang disebut stimulus dengan respon dan diperlukan adanya kemampuan untuk memilih respon yang tepat serta melalui usaha-usaha dan kegagalan-kegagalan terlebih dahulu.

2. Ivan Petrovich Pavlov
Dari eksperimen Pavlov, diketahui bahwa dengan menerapkan strategi tersebut ternyata individu dapat dikendalian melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyaadri bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.

3. Burrhus Frederic Skinner
Skinner menyatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan, pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus dengan respon akan semakin kuat apabila diberi penguatan. Baik penguatan positif maupun negatif, dimana peningkatan positif dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu sedangkan penguatan negative dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang.

4. Albert Bandura
Teori belajar social Bandura menunjukkan pentingnya proses mengamati dan meniru perilaku, sikap, dan reaksi emosi orang lain. Teori Bandura menjadi dasar dari perilaku pemodelan yang digunakan dalam berbagai pendidikkan secara missal.


Kekurangan :
Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), bersifat meanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur
Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.

Kelebihan :
Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsure-unsur seperti kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleks, dan daya tahan.
Contoh : Percaapan bahasa Asing, menari, mengetik, olah raga, dll.
Cocok diterapkakn untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi hadiah atau pujian.
Dapat dikendalikan melalui cara mengganti mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.

Teori Belajar Humanistik

a. Pengertian
Merupakan teori yang menjelaskan bahwa pada hakekatnya setiap diri manusia adalah unik, memiliki potensi individual dan dorongan internal untuk berkembang dan membentuk perilakunya. Maka setiap diri manusia bebas dan memiliki kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang mencapai aktualisasi diri. Lebih lanjut dikatakan bahwa kebutuhan manusia adalah bertingkat-tingkat, terdiri dari tingkatan kebutuhan faal, kebutuhan keamanan, kebutuhan pengakuan, dan kebutuhan aktualisasi diri.

b. Kerangka Berfikir
1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas
2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas, jujur, dan positif
3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri
4. Mendorong siswa untuk peka, berfikir kritis, memahami proses pembelajaran secara mandiri
5. Siswa didorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang ditunjukkan
6. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normative tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya
7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai denga kecepatannya
8. Evaulasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa.

c. Tokoh-tokohnya
1. Arthur Combs
Combs berpendapat bahwa belajar terjadi apabila mempunyai arti bagi individu.Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan siswa.Untuk itu guru harus memahami perilaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha mengubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada. Seamain jauh peristiwa-peristiwa itu dari perseosi diri makin berkurang pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit hubungan dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.
2. Abraham Maslow
Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untu memenuhi kebutuhan yang bersifat hierarkis.Menurutnya, hierarki kebutuhan manusia ini mempunyai implikasi yang penting yang harus diperhatikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Parhatian dan motivasi belajar tidak mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi.
3. Carl Rogers
Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran yaitu :
1. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar, siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya
2. siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya
3. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa
4. Bermakna yang dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.

d. Aplikasi teori Humanistik terhadap pembelajaran siswa
Peran guru dalam pembelajaran Humanistik adalah menajdi fasilitator bagi para siswa dengan memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Siswa berperan sebagai pelaku utama yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Dan diharapan siswa memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negative.

e. Kekurangan dan Kelebihan Teori Belajar Humanistik

Kekurangan
Peserta didik kesulitan dalam mengenal diri dan potensi-potensi yang ada pada diri mereka.

Kelebihan
Dalam pembelajaran pada teori ini, siswa dituntut untuk berusaha agar lambat laun mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.

PENGEKANGAN MEMORI

Pengekangan Memori

Memori dapat dimunculkan bahkan dirubah secara permanen. Dalam beberapa konteks hal ini sangat serius utamanya jika dilihat dalam konteks forensik (Orne, 1979) . Memori dapat dimunculkan, dihapus dan diciptakan oleh kejadian yang terjadi selama atau setelah waktu encoding, dalam periode penyimpanan, atau dalam proses pemanggilan kembali. Mengingat hal tersebut, maka tidak berlebihan kiranya jika kemudian pengekangan (repression) dan pemisahan (dissociation) merupakan proses kunci pada beberapa pendekatan terapi. Berdasar teori ini memori yang traumatik dapat diblokade secara tanpa sadar dan hal ini mengarahkan orang pada tidak memiliki memori berkenaan dengan hal traumatik tersebut. Namun memori dari kejadian yang traumatik ini dapat kemudian diakses kembali pada saat yang lain. Harap diingat bahwa tidak ada satu pernyataan ilmiah pun yang menghubungkan antara trauma dengan memori (McConkey & Sheehan, 1995). Pernyataan yang ada lebih menekankan pada memori yang disampaikan secara spontan atau setelah prosedur terapi dapat akurat, tidak akurat, dibuat-buat atau gabungan antara semuanya.
Berhubungan dengan kesimpulan tersebut, saat ini semakin banyak pengakuan dari subjek yang menjalani sesi terapi tanpa memori mengenai pelecehan seksual sebelumnya, dan setelah proses terapi mendapatkan berbagai detil mengenai memori pelecehan seksual yang dilakukan oleh anggota keluarga. Banyak dari subjek tersebut yang kemudian menyakini bahwa memorinya merupakan suatu yang benar-benar meyakinkan yang mana telah dipulihkan melalui hypnosis. Banyak literatur yang mempertanyakan keakuratan dari memori yang telah lama, seperti yang dikemukakan oleh (Loftus & Ketcham, 1994) dan (Neisser & Harsch, 1992). Dari literatur tersebut didapatkan bahwa kejadian atau informasi yang teringat dari masa lampau sering kali tidak muncul seperti apa yang sebenarnya terjadi. Memori dari suatu kejadian di masa lampau, utamanya memori dari masa kecil, sangat dimungkinkan untuk terdistorsi bahkan mengalami kekeliruan.
Terminologi "Recovered Memory Therapy" menunjukan suatu jenis terapi berkenaan dengan memori dari masa lampau. Sebenarnya terminologi yang lebih tepat adalah "recovery of therapeutic purposes of repressed memories" atas suatu kejadian. ontoh untuk hal ini seperti pelecehan seksual yang sering kali diasosiasikan dengan ritual satanik atau manifestasi dari Multiple Personality Disorder (MPD). Pelecehan dan berbagai issue lainnya yang terlupakan bukan berarti represi atas kejadian tersebut. Memori dapat saja dihindari, namun bukan berarti tidak dapat diakses. Untuk hal ini, satu individu dapat melakukannya lebih baik dari individu yang lain.

Terapi bisa saja memberikan akses pada memori dan memberikan laporan berkenaan dengan memori yang bersangkutan. Terapi dapat pula memberikan masukan, petunjuk, dan sugesti tentang berbagai hal yang lebih pas, lebih masuk pada suatu kejadian. Dengan demikian maka sebenarnya terapi pun dapat saja mendistorsi suatu memori yang akurat.
Hypnosis yang digunakan untuk tujuan terapeutik perlu diperhatikan benar-benar aplikasinya. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan hubungan antara memori dan hypnosis antara lain: asosiasi antara emosi dan pemanggilan ulang informasi, implikasi dari kekeliruan dalam hypnosis, kemungkinan konfirmasi atau sugesti mengenai pelecehan mungkin saja secara tidak sengaja terkomunikasikan kepada subjek, dan interpretasi atas "bukti" sesi yang mana bisa tidak konsisten dengan data ilmiah. Penanan emosi sangatlah signifikan utamanya dalam kaitannya dengan tujuan forensik, di mana kondisi baik subjek dapat terancam oleh prosedur forensik yang diadopsi oleh praktisi. Berkaitan dengan uraian di atas mengenai hubungan antara emosi dan memori, stres yang dialami oleh individu saat pemanggilan ulang informasi (yang mungkin) relevan, memunculkan pertanyaan apakah stress lanjutan diperbolehkan dalam pencarian informasi yang memiliki tujuan legal. Ketika asosiasi antara memori dan hypnosis terlibat, maka perhatian khusus (secara teknis dan klinis) diperlukan pada reabilitas pelaporan memori. Pada konteks teknis, diperlukan prosedur khusus yang bertujuan untuk menentukan apakah pelaporan benar-benar dapat dipercaya (contohnya pemeriksaan independen pada informasi yang disampaikan saat hypnosis). Ketika reputasi personal dapat terpojok, contohnya oleh pemunculan ulang informasi mengenai pelecehan, maka praktisi perlu memastikan bahwa segala informasi yang disampaikan harus benar-benar akurat.

Sabtu, 13 Maret 2010

MINAT REKREASI REMAJA

MINAT REKREASI REMAJA

Permainan & Olahraga

Permainan & olahraga yang terorganisasi tidak menarik lagi dalam perjalanan masa remaja, dan remaja mulai menyukai olahraga tontonan. Permainan-permainan yang menuntut keterampilan intelektual, seperti permainan kartu, bertambah populer.

Bersantai

Remaja gemar bersantai dan mengobrol dengan teman-teman. Mereka makan sambil membicarakan orang lain dan berguarau. Remaja yang lebih besar merokok, minum-minuman keras, atau minum obat-obatan terlarang.

Bepergian

Remaja senang bepergian selama libur dan ingin pergi jauh-jauh dari rumah. Bagi banyak remaja hal ini dimungkinkan karena orang tua yang kaya dan adanya rumah-rumah penginapan khusus untuk kawula muda.

Hobi

Karena sebagian besar hobi merupakan kegiatan rekreasi seorang diri, maka remaja yang tidak populer lebih berminat pada hobi dibandingkan dengan bentuk rekreasi lainnya. Banyak remaja yang melakukan berbagai hobi yang bermanfaat, remaja perempuan menjahit bajunya sendiri, dan remaja laki-laki gemar memperbaiki radio, sepeda atau mobil.

Dansa

Meskipun banyak anak laki-laki yang tidak menyenangi dansa, tetapi mereka, seperti halnya anak perempuan, berusaha menjadi pedansa yang baik, karena dansa merupakan bagian yang penting dari berkencan.

Membaca

Karena remaja telah membatasi waktunya untuk membaca sebagai rekreasi, mereka cenderung lebih menyukai majalah dari pada buku. lama kelamaan buku-buku komik tidak lagi menarik dan surat kabar menjadi semakin populer.

Menonton

Menonton film merupakan kegiatan klik yang digemari dan selanjutnya menjadi kegiatan berkencan yang populer. Anak perempuan lebih menyukai film yang romantis sedangkan anak laki-laki lebih menyukai film petualangan.

Radio & Kaset

Remaja gemar mendengarkan radio sambil belajar atau mengikuti bentuk-bentuk hiburan untuk seorang diri. Yang digemari adalah program-program musik populer. Mereka juga gemar mendengarkan tape recorder atau kaset.

Televisi

Menonton televisi lama-kelamaan tidak menarik, sebagian karena remaja semakin kritis pada acara-acara televisi dan sebagian lagi karena mereka tidak dapat belajar atau membaca sambil menonton televisi.

Melamun

Dalam lamunan remaja yang khas, remaja membayangkan diri sebagai pahlawan yang dielu-elukan oleh kelompok sebaya karena prestasinya yang tinggi. Melamun merupakan bentuk rekreasi yang populer di antara remaja apabila mereka merasa bosan atau kesepian.

JENIS LAYANAN BIMBINGAN & KONSELING DI SEKOLAH

Jenis Layanan Bimbingan & Konseling di Sekolah

Ada 9 layanan Bimbingan & Konseling yang ada di sekolah, yaitu :

1. Layanan Orientasi : tujuannya adalah memperkenalkan lingkungan yang baru kepada peserta didik, agar mereka bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Layanan ini biasanya diberikan saat awal penerimaan siswa baru / diberikan saat masa orientasi, layanan ini berhubungan dengan layanan informasi.

2. Layanan Informasi : Tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada peserta didik, baik informasi belajar, karir, fasilitas, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan peserta didik.

3. Layanan Penempatan & Penyaluran : Layanan ini biasanya berhubungan dengan penjurusan dan penyaluran bakat serta minat peserta didik. agar peserta didik dapat berkembang dengan maksimal dan berhasil dalam menempuh studinya.

4) Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten yakni layanan konseling yang memungkinkan klien mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.

5) Layanan Konseling Individual
Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli/klien. Konseli/klien mengalami kesukaran pribadi yang tidak dapat dipecahkan sendiri, kemudian ia meminta bantuan konselor sebagai petugas yang profesional dalam jabatannya dengan pengetahuan dan ketrampilan psikologi. Konseling ditujukan pada individu yang normal, yang menghadapi kesukaran dalam mengalami masalah pendidikan, pekerjaan dan sosial dimana ia tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri. Dapat disimpulkan bahwa konseling hanya ditujukan pada individu-individu yang sudah menyadari kehidupan pribadinya.

6) Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli/klien. Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.

7) Layanan Konseling Kelompok
Strategi berikutnya dalam melaksanakan program BK adalah konseling kelompok. Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada peserta didik dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Selain bersifat pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan.

8)Layanan Mediasi
Layanan mediasi yakni layanan konseling yang memungkinkan permasalahan atau perselisihan yang dialami klien dengan pihak lain dapat terentaskan dengan konselor sebagai mediator.

9) Layanan Konsultasi
Pengertian konsultasi dalam program BK adalah sebagai suatu proses penyediaan bantuan teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas peserta didik atau sekolah. konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada klien, tetapi secara tidak langsung melayani klien melalui bantuan yang diberikan orang lain.

PERTUMBUHAN KOGNITIF REMAJA

PERTUMBUHAN KOGNITIF REMAJA

Jean Piaget, seorang ahli psikologi kognitif, membagi perkembangan kognitif menjadi empat tahap :

1. Tahap sensori - motoris (0-2 tahun). Pada tahap ini segala perbuatan merupakan perwujudan dari proses pematangan aspek motorik. Melalui pematangan motoriknya, anak mengembangkan kemampuan mempersepsi, sentuhan-sentuhan, gerakan-gerakan, dan belajar mengoordinasikan tindakannya.

2. Tahap praoperasional (2-7 tahun). Tahap ini disebut juga tahap intuisi sebab perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang ditandai dengan susana intuitif, dalam arti semua perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh pemikiran, tapi oleh unsur perasaan, kecenderungan alamiah, sikap-sikap yang diperoleh dari orang-orang bermakna, dan lingkungan sekitarnya.

3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun). Pada tahap ini anak mulai menyesuaikan diri dengan realitas konkret dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya. Anak sudah dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi,dan menjelaskan pikiran-pikiran orang lain dalam cara-cara yang kurang egosentris dan lebih objektif, sudah mulai memahami hubungan fungsional karena mereka sudah menguji coba satu permasalahan , tetapi masih harus dengan bantuan benda konkret dan belum mampu melakukan abstraksi.

4. Tahap operasional formal (11 tahun keatas). Pada tahap ini sudah mampu melakukan abstraksi, memaknai arti kiasan dan simbolik, dan memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotetis.
Remaja, seharusnya sudah berada pada tahap operasional formal dan sudah mampu berpikir abstrak, logis, rasional, serta mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotetis. oleh karena itu, setiap keputusan perlakukan terhadap remaja sebaiknya dilandasi oleh dasar pemikiran yang masuk akal sehingga dapat diterima oleh mereka.

Jumat, 12 Maret 2010

STRES & PENGELOLAANNYA

a. Teori Stres
Stres merupakan fenomena psikofisik. Stres dialami oleh setiap orang. Stres dapat berpengaruh baik positif maupun negatif terhadap individu. Pengaruh positifnya dapat mendorong individu untuk melakukan sesuatu, membangkitkan kesadaran dan menghasilkan pengalaman baru.

Sedangkan pengaruh negatifnya dapat menimbulkan perasaan-perasaan tidak percaya diri, penolakan, marah, atau depresi, dan memicu berjangkitnya sakit kepala, sakit perut, insomnia, tekanan darah tinggi, atau stroke.

Teori tentang stres dapat disimpulkan kedalam 3 variabel pokok, yaitu :

1. Variabel Stimulus, atau engineering approach (Pendekatan rekayasa) yang mengkonsepsikan stres sebagai suatu stimulus atau tuntutan yang mengancam (berbahaya), yaitu tekanan dari luar terhadap individu yang dapat menyebabkan sakit (mengganggu kesehatan). Dalam model ini, stres dapat juga disebabkan oleh stimulasi eksternal baik sedikit maupun banyak.

2. Variabel Respon, atau "physiological approach" (pendekatan fisiologis) yang didasarkan pada model triphase dari "Hans Selye". Dia mengembangkan konsep yang lebih spesifik tentang reaksi manusia terhadap stressor, yang dia namakan "GAS" (General Adaptation Syndrome), yaitu mekanisme respon tipikal tubuh dalam merespon rasa sakit, ancaman atau stressor lainnya. GAS terdiri atas tiga tahap, yaitu reaksi alarm, yang terjadi ketika organisme merasakan adanya ancaman, yang kemudian meresponnya dengan "fight"

KEKELIRUAN DALAM MENAFSIRKAN ARTI BIMBINGAN

Kita harus menghindari kekeliruan-kekeliruan yang selama ini banyak terdapat pada orang awam. kekeliruan itu antara lain :

a. Bimbingan Identi dengan Pendidikan
b. Bimbingan hanya untuk Siswa yang Salah Suai
c. Bimbingan berarti Bimbingan Jabatan atau Pekerjaan
d. Bimbingan diperuntukkan bagi Murid Sekolah Lanjutan
e. Bimbingan adalah Usaha untuk Memberikan Nasehat
f. Bimbingan menghendaki Kepatuhan dalam Tingkah Laku
g. Bimbingan adalah Tugas Para Ahli.

PENDEKATAN BIMBINGAN

Dilihat dari pendekatan Bimbingan, Bimbingan dibagi mendjadi 4 pendekatan yaitu :

a. Pendekatan Krisis
Upaya Bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami masalah. tujuannya adalah untuk mengatasi masalah yang dialami oleh individu.

b. Pendekatan Remedial
Upaya Bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami kesulitan. Tujuannya adalah untuk memperbaiki kesulitan-kesulitan yang dialami individu. Konselor memfokuskan pada kelemahan-kelemahan individu yang selanjutnya berupaya untuk memperbaikinya.

c. Pendekatan Preventif
Upaya Bimbingan yang diarahkan untuk mengantisipasi masalah-masalah umum individu dan mencoba mencegah jangan sampai terjadi masalah tersebut pada individu. Konselor berusaha mengajarkan pengetahuan dan keterampilan untuk mencegah masalah tersebut.

d. Pendekatan Perkembangan
Bimbingan dan Konseling yang berkembang sekarang adalah Bimbingan dan Konseling perkembangan.

KUALITAS PRIBADI KONSELOR

Kualitas Pribadi Konselor

Kualitas pribadi konselor merupakan faktor yang menentukan jalannya konseling. Tidak hanya ilmu dan teknik-teknik yang harus dimiliki oleh seorang konselor. Fakta dilapangan menunjukkan, bahwa konseli (klien) tidak mau ke ruangan konselor untuk memanfaatkan konseling karena kepribadian konselor yang mereka anggap judes, keras, dan menakutkan. Oleh karena itu selain ilmu seorang konselor juga harus mempunyai kepribadian yang baik, berkualitas dan dapt dipertanggung jawabkan.

Menurut "Cavanagh (1982)" mengemukakan kualitas pribadi konselor ditandai dengan ciri-ciri :

a. Pemahaman diri
b. Kompeten
c. Memiliki Kesehatan Psikologis yang baik
d. Dapat Dipercaya
e. Jujur
f. Kuat
g. Hangat
h. Responsif
i. sabar
j. Sensitif
k. Memiliki Kesadaran yang Holistik

Pengertian ciri-ciri diatas sebagai berikut :

a.Pemahaman Diri (self-knowledge)
Pemahaman diri berarti memahami dirinya sendiri, dia harus tahu apa-apa yang akan dan harus dia lakukan. Pemahaman diri sangat perlu dengan alas an :
1.Konselor yang memiliki persepsi yang akurat tentang dirinya cenderung akan memiliki persepsi yang akurat pula tentang orang lain (klien). Konselor lebih mampu mengenal diri orang lain secara tepat pula.
2.Konselor yang terampil dalam memahami dirinya, maka dia akan terampil juga memahami orang lain.
3.Konselor yang memahami dirinya, maka dia akan mampu mengajar cara memahami diri itu kepada orang lain (klien).
4.Pemahaman tentang diri memungkinkan konselor untuk dapat merasa dan berkomunikasi secara jujur dengan klien pada saat proses konseling berlangsung.
Konselor yang memiliki tingkat self-knowledge yang baik akan menunjukkan sifat-sifat :
1.Konselor menyadari dengan baik tentang kebutuhan dirinya
2.Konselor menyadari dengan baik tentang perasaan-perasaannya.

b.Kompeten (competent)
Konselor memiliki kualitas fisik, intelektual, emosional, social, dan moral sebagai pribadi yang berguna. Konselor yang efektif mempunyai :
1.Pengetahuan akademik
2.Kualitas pribadi
3.Ketrampilan konseling
Kompetensi ini sangat penting untuk efisisensi waktu agar konseling dapat berjalan dengan cepat dan menghasilkan pemecahan masalah yang memuaskan.

c.Kesehatan Psikologis
Konselor dituntut untuk memiliki kesehatan psikologis yang baik, bahkan harus lebih baik dari kliennya. Karena konselor harus menghadapi klien yang keadaan psikologisnya sedang kacau, agar konselor dapat membantu memecahkan masalah klien dengan baik. Kualitas kesehatan psikologis konselor yang baik dicirikan sebagai berikut :
1.Memperoleh pemuasan kebutuhan rasa aman, cinta, kekuatan, dan seks.
2.Dapat menghadapi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya.
3.Menyadari kelemahan atau keterbatasan kemampuan dirinya.
4.Tidak hanya berjuang untuk hidup, tetapi juga menciptakan kehidupan yang lebih baik.

d.Dapat Dipercaya
Hal ini sangat penting karena menyangkut pribadi klien. Apabila konselor tidak dapat dipercaya klien akan merasa terancam akan hal-hal pribadi yang akan diungkapkan kepada konselor, sehingga proses konseling tidak akan berjalan dengan baik dan maksimal. Oleh karena itu, kepercayaan harus dipupuk dan ditumbuhkan terlebih dahulu. Apabila kepercayaan sudah tertanam pada diri klien kepada konselor, maka konseling akan berjalan dengan maksimal. Konselor yang dapat dipercaya memiliki kualitas :
1.Memiliki pribadi yang konsisten
2.Dapat dipercaya oleh orang lain, baik ucapannya maupun perbuatannya
3.Tidak pernah membuat orang lain (klien) kecewa atau kesal.
4.Bertanggung jawab, mampu merespon orang lain secara utuh, tidak ingkar janji, dan mau membantu secara penuh.

e.Jujur (honesty)
Jujur merupakan komponen yang sangat penting bagi jalannya konseling, baik dari pihak konselor maupun klien. Karena apabila konseling berjalan dengan jujur, keterbukaan, maka konseling akan berjalan dengan baik dan menghasilkan pemecahan masalah yang memuaskan pula. Konselor yang jujur memiliki karakteristik sbb :
1.Bersikap kongruen, artinya sifat-sifat dirinya yang dipersepsi oleh dirinya sendiri (real-self) sama sebangun dengan yang dipersepsi oleh orang lain (public self)
2.Memiliki pemahaman yang jelas tentang makna kejujuran.

f.Kekuatan (strength)
Arti kekuatan disini adalah seorang konselor harus memiliki sikap :
1.Tabah dalam menghadapi masalah
2.Dapat mendorong klien untuk mengatasi masalahnya
3.Dapat menanggulangi kebutuhan dan masalah pribadi
Konselor yang memiliki kekuatan dapat menampilkan :
1.Dapat membuat batasan waktu yang pantas dalam konseling
2.Bersifat fleksibel
3.Memiliki identitas diri yang jelas

g.Bersikap Hangat
Seorang konselor harus ramah, penuh perhatian, dan memberikan kasih saying kepada klien yang sedang mempunyai masalah, sehingga klien merasa nyaman dan diperhatikan dalam proses konseling oleh konselor. Dan dengan begitu klien akan membuka dirinya, sehingga apa yang diceritakan sesuai dengan apa yang dihadapi klien.

KOMPONEN LAYANAN DI SEKOLAH

Menurut "Stone & Shertzer", ada 7 komponen layanan disekolah. yaitu :

1. Komponen Layana Analisis Individual
Komponen layanan ini seperti : Pengumpulan data siswa, tentang diri siswa dan latar belakangnya. Komponen ini untuk dipakai dalam berbagai tujuan untuk membantu siswa dalam mengetahui dirinya.

2. Komponen Layanan Informasi
Untuk memberikan pengetahuan yang luas, meliputi : Pendidikan, Pekerjaan, Sosial, Pribadi. dengan tujuan agar siswa dapat memilih dengan bijaksana agar dapat mengembangkan diri dengan maksimal.

3. Komponen Layanan Karir
Membantu para siswa untuk memilih dalam menentukan dan memutuskan karir yang akan datang, yang sesuai dengan potensi dan kemampuan siswa.

ASAS BIMBINGAN & KONSELING

ASAS BIMBINGAN & KONSELING

Terdapat 12 asas dalam pelaksanaan Bimbingan & Konseling, yang merupakan penentu keberhasilan dari Bimbingan & Konseling tersebut.
1. Rahasia : Seorang guru pembimbing atau konselor harus merahasiakan data tentang masalah-masalah orang yang dibimbingnya, agar orang yang dibimbing menaruh kepercayaan kepada konselor atau gur pembimbing sehingga kegiatan tersebut dapat berhasil dengan baik.
2. Sukarela : Harus adanya kesukarelaan dari pihak konseli (klien). Karena apabila ada unsur paksaan maka kegiatan ini tidak dapat berjalan. Oleh karena itu konselor atau guru pembimbing harus memeberikan pengertian terlebih dahulu kepada konseli (klien).
3. Terbuka : Konseli (klien) harus bersifat terbuka dalam mengungkapkan masalah yang menimpa dirinya maupun dalam menerima informasi untuk kebaikan dirinya. asas ini sangat tergantung pada asas no 1 & 2. Dan konselor harus bersifat terbuka dan tidak berpura – pura.
4. Kegiatan : Menghendaki agar konseli (klien) berperan aktif dalam kegiatan Bimbingan .
5. Mandiri : Mengharapkan agar konseli mandiri . dan dapat mengenal dirinya sendiri dan lingkungannya.
6. Kini : Objek sasaran masalah pada klien yang sekarang. Tidak melihat pada masa lalu klien atau hal yang akan terjadi mendatang.

BIMBINGAN & KONSELING

BIMBINGAN & KONSELING

I. Pengertian Bimbingan
Para ahli mendefinisikan pengertian bimbingan beraneka ragam. Namun dari keberagaman pengertian tersebut terdapat kesamaan, untuk mengetahui pengertian bimbingan kami sajikan pengertian dari para ahli sebagai berikut :
“Guidance is the assistance given to individuals in making intelligent choices and adjustments in their lives. The ability is not innate it must be developed. The fundamental purpose of guidance is to develop in each individual up to the limit of his capacity, the ability to solve his own problems and to make his own adjustments” (Jones, 1963, p. 25.)
“Helping John to see through himself in order that he may see himself through”. (Hamrin, 1947)
“Guidance seeks to have each individual become familiar with a wide range of information about himself, his abilities, his previous development in the various areas of living, and his plans or ambitions for the future. Guidance than seeks to help him become acquainted with the various problems of social, vocational and recreational adjustment with he faces. On the basis of those two types of information and the assistance of counselors, each pupil is helped to face his problems and makes plans for their solution” (Chisholm, 1950, p. 17)
“Rather guidance is assistance made available by competent counselors to an individual of any age to help him direct his own life, develop his own decisions, and carry his burdons” (Crow and Crow, 1951, p. 6).
“Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan didalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya” (Bimo Walgito, 2004, p. 5).

II. Pengertian Konseling
“Counseling is talking over a problem with some one. Usually but not always, one of the two has facts or experiences or abilities not possessed to the same degree by the other. The process of counseling involves a clearing up of the problem by discussion” (Jons, p. 291).
“Counseling is personal and dynamic relationship between two people who approach a mutually defined problem with mutual consideration for each other to the end that the younger, or less mature, or more troubled of the two is aided to a self determined resolution of his problem” (Wrenn, 1951, p. 60).
“Konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara dan dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk mencapai kesejahteraan hidupnya” (Bimo Walgito, 2004, p. 7)

Kamis, 11 Maret 2010

ASSESSMENT BIMBINGAN & KONSELING

I. Pengertian Evaluasi

Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu “Evaluation”. Dalam buku Essentials of Educational Evaluation, “Edwind Wand dan Gerald W. Brown”, mengatakan bahwa : “Evaluation rafer to the act or prosses to determining the value of something”.
Jadi menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses utnuk menentukan nilai dari pada sesuatu. Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah yang diharapkan oleh Departemen Pendidikan, telah dijabarkan dalam pedoman khusus Bimbingan dan Penyuluhan, kurikulum 1975 buku IIIc.
Perlu dijelaskan disini bahwa evaluasi tidak sama artinya dengan pengukuran (measurement). Pengertian pengukuran (measurement) Wand dan Brown mengatakan : “Measurement means the art or prosses of exestaining the extent or quantity of something”. Jadi pengukuran adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan luas atau kuantitas dari pada sesuatu.
Dari definisi evaluasi atau penilaian dan pengukuran (measurement) yang disebut diatas, maka dapat diketahui perbedaannya dengan jelas antara arti penilaian dan pengukuran. Sehingga pengukuran akan memberikan jawaban terhadap pertanyaan “How Much”, sedangkan penilaian akan memberikan jawaba dari pertanyaan “What Value”.
Walaupun ada perbedaan antara pengukuran dan penilaian, namun keduanya tidak dapat dipisahkan. Karena antara pengukuran dan penilaian terdapat hubungan yang sangat erat. Penilaian yang tepat terhadap sesuatu terlebih dahulu harus didasarkan atas hasil pengukuran – pengukuran .
Pada akhir pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling selalu tercantum suatu kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana tertentu. Pendapat “Good” yang dikutip oleh I.Jumhur dan Moch. Surya (1975 :154), tentang evaluasi adalah : “Proses menentukan atau mempertimbangkan nilai atau jumlah sesuatu melaluipenilaian yang dilakukan dengan seksama”.
Sejalan dengan rumusan diatas, Arthur Jones memberikan batasan tentang evaluasi adalah sebagai berikut : “Proses yang menunjukkan kepada kita sampai berapa jauh tujuan – tujuan program sekolah dapat dilaksanakan”.
Lebih jauh Moch. Surya mengemukakan menilai Bimbingan pada hakekatnya mengetahui secara pasti tentang bagaimana organisasi dan administrasi program itu, bagaimana guru-guru dan petugas-petugas bimbingan lainnya dapat berpartisipasi bagaimana pelaksanaan konseling dan bagaimana catatan-catatan kumulatif dapat dikumpulkan.
Uraian tersebut merupakan penjabaran dari proses kegiatan Bimbingan dan Konseling, yang akhirnya perlu pula diketahui bagaimana hasil dari pelaksanaan kegiatan itu.
Dengan kata lain bahwa penilaian yang dilakukan terhadap kegiatan Bimbingan dan Konseling ditujukan untuk menilai bagaimana kesesuaian program, bagaimana pelaksanaan yang dilakukan oleh para petugas Bimbingan, dan bagaimana pula hasil yang diperoleh dari pelaksanaan program tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa evaluasi terhadap kegiatan Bimbingan dan Konseling, mengandung tiga aspek penilaian, yaitu :

a. Penilaian terhadap program Bimbingan dan Konseling.
b. Penilaian terhadap proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling.
c. Penilaian terhadap hasil (Product) dari pelaksanaan kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling.

2. Tujuan Evaluasi.

Dalam melaksanakan suatu program, hal ini program Bimbingan dan Konseling, peranan evaluasi sangatlah penting. Hasil evaluasi akan memberikan manfaat yang sangat berarti bagi pelaksanaan program tersebut untuk selanjutnya. Beberapa hal yang diperoleh dari hasil evaluasi diantaranya :

1. Untuk mengetahui apakah program Bimbingan sesuai dengan kebutuhan yang ada ?
2. Apakah pelaksanaan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan program, dan mendukung pencapaian tujuan program itu ?
3. Bagaimana hasil yang diperoleh telah mencapai criteria keberhasilan sesuai dengan tujuan dari program itu ?
4. Dapatkah diketemukan bahan balikan bagi pengembangan program berikutnya ?
5. Adakah masalah-masalah baru yang muncul sebagai bahan pemecahan dalam program berikutnya ?
6. Untuk memperkuat perkiraan-perkiraan (asumsi) yang mendasar pelaksanaan program bimbingan ?
7. Untuk melengkapi bahan-bahan informasi dan data yang diperlukan dan dapat digunakan dalam memberikan bimbingan siswa secara perorangan.
8. Untuk mendapatkan dasar yang sehat bagi kelancaran pelaksanaan hubungan masyarakat.
9. Untuk meneliti secara periodik hasil pelaksanaan program yang perlu diperbaiki.
3. Ruang Lingkup Evaluasi Pelaksanaan Bimbingan.
Untuk mengungkapkan tujuan yang telah disebutkan diatas perlu adanya kejelasan tentang aspek-aspek yang perlu dievaluasi. Berikut akan diuraikan beberapa aspek yang menyangkut : program, proses, dan hasil (product) dalam suatu kegiatan Bimbingan dan Konseling.
a. Evaluasi Program.
Apabila kita mempelajari pedoman penyusunan program Bimbingan dan Konseling seperti terdapat pada buku IIIc, kurikulum 1975, dapat kita simpulkan bahwa program Bimbingan dan Konseling di sekolah terdapat beberapa kegiatan pelayanan. Sejalan dengan pendapat “Koestoer Partowisastro” (1982:93), bahwa sesuai dengan pola dasar pedoman operasional pelayanan Bimbingan ini terdiri atas :
1. Pelayanan kepada murid.
2. Pelayanan kepada guru.
3. Pelayanan kepada kepala sekolah.
4. Pelayanan kepada orang tua murid atau masyarakat.
Pada hakikatnya tujuan umum program Bimbingan disekolah adalah membantu siswa agar dapat :
- Membuat pilihan pendidikan dan jabatan secara bijaksana
- Memperoleh penyesuaian kepribadian yang lebih baik
- Dapat memperoleh penyesuaian diri dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi baik dimasyarakat, sekolah maupun dalam keluarga.
Kegiatan operasional dari masing-masing pelayanan tersebut diatas, perlu disusun dalam sistimatika sebagai berikut :
1. Masalah atau kebutuhan yang ditangani dalam pelayanan Bimbingan.
2. Tujuan khusus pelayanan Bimbingan.
3. Kriteria keberhasilan
4. Ruang lingkup pelayanan Bimbingan
5. Kegiatan-kegiatan pelayanan bimbingan beserta jadwal kegiatannya.
6. Hubungan antara kegiatan pelayanan bimbingan dengan kegiatan sekolah dan kegiatan diluar sekolah.
7. Metode dan teknik pelayanan Bimbingan.
8. Sarana pelayanan bimbingan.
9. Pengelolaan pelayanan bimbingan.
10. Penilaian dan penelitian pelayanan bimbingan.

b. Evaluasi Proses.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu program, dituntut suatu proses pelaksanaan yang mengarah kepada tujuan yang diharapkan. Didalam proses pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di sekolah banyak faktor yang terlihat khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan. Hal itu dapat diuraikan seperti berikut :
1. Organisasi dan administrasi program bimbingan.
2. Personal / petugas pelaksana.
3. Fasilitas dan perlengkapan.
4. Kegiatan Bimbingan.
5. Partisipasi guru.
6. Anggaran pembiayaan.
c. Evaluasi Hasil (Product).
Aspek yang paling penting keberhasilan suatu program dari pelaksanaan program itu sendiri. Untuk memperoleh gambaran tentang hasil yang diharapkan sesuai dengan tujuan pelayanan bimbingan dapat tercapai atau tidak, akan tercermin dalam diri siswa yang mendapat pelayanan bimbingan itu sendiri.
Hal – hal yang menyangkut diri siswa sesuai dengan tujuan pelayanan bimbingan dapat dilihat dalam segi :
1. Pandangan para tamatan / lulusan tentang program pendidikan di sekolah yang telah ditempuhnya.
2. Kualitas prestasi (performance) bagi tamatan / lulusan.
3. Pekerjaan / jabata yang dilakukan oleh siswa yang telah menamatkan program pendidikannya .
4. Proporsi tamatan / lulusan yang bekerja dan yang belum bekerja.

KRITERIA KEBERHASILAN
Beberapa kriteria keberhasilan yang dapat dijadikan landasan suatu penilaian, dapat kita lihat dari hasil yang ingin diperoleh dari tujuan pelayanan bimbingan. Berikut ini akan dikemukakan criteria keberhasilan dalam pelayanan bimbingan, menurut Koestoer Partowisastro (1982), bahwa :
1. Kriteria keberhasilan pelayanan kepada murid :
a. Menerima diri sendiri, baik mengenai kekuatan-kekuatannya maupun kelemahan-kelemahannya, sehingga dapat membuat rencana untuk menentukan cita-cita dan membuat keputusan-keputusannya yang realitas.
b. Memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang benar mengenai dunia sekitarnya, sehingga dapat memperoleh tingkat social yang selaras dalam pergaulan dan kehidupan di masyarakat.
c. Dapat memahami dan memecahkan masalahnya sendiri.
d. Dapat memilih secara tepat dan menyelesaikan program studi dan berhasil sesuai dengan tingkat kemampuannya.
e. Dapat memilih pendidikan lanjutan secara tepat sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
f. Dapat memilih rencana dan lapangan kerja / jabatan yang tepat sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
g. Memperoleh bantuan khusus dalam mengatasi kesulitan belajar, sehingga dapat mengembangkan dan meningkatkan kepribadiannya secara menyeluruh.
h. Memperoleh bantuan dan pelayanan dari orang-orang atau badan-badan lain diluar sekolah, untuk memecahkan masalahnya yang tidak mampu dipecahkannya dengan pelayanan langsung dari sekolah.
2. Kriteria keberhasilan pelayanan bimbingan kepada guru :
a. Guru berpartisipasi dan membantu pelaksanaan program bimbingan disekolah.
b. Guru menggunakan fasilitas yang disediakan oleh staf BK.
c. Guru turut aktif mengkomunikasikan program BK kepada murid.
d. Ada keseragaman sikap dan tindakan terhadap murid diantara guru-guru dan staf BK.
e. Guru memberikan informasi tentang murid kepada staf BK.
f. Guru membicarakan murid-murid yang memiliki kesulitan dengan konselor.
g. Guru memperlakukan murid sesuai dengan keadaan dan kemampuan murid.
h. Tersedia alat pengumpulan data yang baik buatan guru sendiri.
i. Guru menggunakan alat-alat pengmpulan data secara tepat.
j. Guru mengumpulkan dan menyusun data dengan baik.
k. Tercipta suasana belajar mengajar yang baik didalam kelas.
l. Adanya penempatan dan penugasan kepada murid oleh guru, sesuai dengan keadaan dan kemampuan murid masing-masing.
m. Guru mengatasi kesulitan dalam menghadapi murid tanpa kerugian sampingan, baik pada murid ataupun pada guru.
n. Guru mengarahkan penggarapan murid yang mengalami kesulitan yang tidak dapat ditangani oleh guru sendiri.
o. Guru mempergunakan alat pengumpulan data sesuai dengan keadaan dan kemampuannya sendiri.
p. Guru mempergunakan cara-cara untuk membantu murid sesuai dengan keadaan dan kemampuan guru.