Sabtu, 01 Mei 2010

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN 2 (REMAJA)

A. SUMBER KEPRIHATINAN ANAK PADA MASA PUBER
Salah satu tugas perkembangan untuk menjadi dewasa adalah menerima tubuh yang baru berkembang, dan menyadari bahwa alam memberikan ciri-ciri fisik tertentu yang tidak dapat diubah oleh individu
Banyak anak menginginkan kondisi tubuh yang ideal, tetapi terkadang kondisi tubuh anak tidak sesuai dengan yang diinginkan. Anak pada masa puber khawatir dengan kondisi fisiknya keterlambatan pertumbuhan, yang menjadikan anak khawatir akan kondisi kenormalan fisiknya. Dan ada anak yang khawatir karena kecepatan pertumbuhan fisiknya, yang cepat sekali berubah, sehingga menjadikan anak tidak percaya diri karena tidak sama dengan teman lainnya. Keprihatinan ini timbul karena kurangnnya pengetahuan yang dimiliki oleh anak. Dibawah ini akan disebutkan keprihatinan yang terjadi pada anak, yaitu :
1. Keprihatinan Pada Kenormalan
Keprihatinan umum akan kenormalan selama masa puber, yaitu :
1. Keprihatinan anak laki-laki
o Basah malam : jika anak tidak mengetahui kenapa terjadi basah malam, maka pengalaman ini akan menjadi kejadian yang traumatis bagi anak.
o Ciri-ciri seks sekunder : Anak laki-laki terganggu karena lambatnya pertumbuhan otot-otot dan rambut pada bagian tertentu.
o Kurangnnya minat terhadap anak perempuan : Anak melihat teman sebayanya yang lebih besar berpacaran, dia menjadi ragu apakah dia juga bisa seperti itu dan apakah dia normal.
2. Keprihatinan anak perempuan
o Haid : Haid seringkali menjadi pengalaman yang traumatis bagi anak perempuan karena saat terjadi haid diikuti rasa sakit, oleh karena itu orang tua harus lebih memperhatikan anak sehingga anak merasa lebih baik.
o Ciri-ciri seks sekunder : Anak perempuan biasanya prihatin akan payudara dan pinggulnya, apakah akan normal ataukah tidak.
o Kurangnya daya tarik seksual : Perempuan prihatin akan daya tariknya, apakah dapat menarik minat laki-laki terhadapnya ataukah tidak. Oleh karena itu terkadang anak perempuan minder dan kurag percaya diri kalau keadaan tunuhnya tidak sesuai dengan keinginan idealnya.



3. Keprihatinan anak laki-laki dan perempuan
o Organ-organ seks : anak-anak khawatir terhadap organ seksnya yang membesar,mereka takut kalau terlihat melalui pakaiannya.
o Disproporsi tubuh : anak khawatir akan kondisi bentuk tubuhnya apakah akan normal seperti orang dewasa atau tidak.
o Kecanggungan : pada masa ini anak menjadi canggung dan kikuk, hal ini akan semakin parah apabila kecanggannya diejek atau di omong.
o Usia kematangan : anak yang matangnya cepat merasa minder karena keadaan tubuhnya yang berbeda dengan teman-teman saebayanya, sedangkan anak yang terlambat matang mereka merasa khawatir apakah keadaan tubuhnya normal atau tidak, karena kondisi tubuh yang tidak tumbuh-tumbuh seperti teman yang matang dahulu atau matang normal.
o Masturbasi : Ketegangan dan ketidaknyamanan karena berkembangnya organ-organ seks menyebabkan anak sering memeganginya, tetapi anak sering diberi tahu kalau masturbasi itu tidak baik, sehingga anak merasa bersalah dan menjadi malu.

2. Keprihatinan Akan Kepatutan Seks
Dari kecil anak sudah digolongkan menurut jenis seksnya sedemikian rupa, sehingga anak mempunyai pandangan tentang maskulin dan femminim, baik informasi dari orang tua, media elektronik, buku, majalah dan lingkungan tempat tinggalnya. Selain prihatin terhadap jenis seks, anak juga mempunyai keprihatinan kepada :
a. Ukuran Badan : anak khawatir terhadap tinggi badannya. Anak laki-laki biasanya khawatir jika kondisi tinggi badannya kurang dari teman-teman yang lain. Dan anak perempuan biasanya khawatir apabila tinggi badannya melebihi teman laki-lakinya karena dianggap tidak normal.
b. Berat Badan : anak khawatir akan berat badan dan bentuk badannya yang terlalu gemuk dan berat, karena dapat mengurangi daya tarik pada diri.
c. Ciri-ciri seks sekunder : Anak cenderung gelisah apabila cirri dari seks sekunder terlambat untuk tumbuh dan berkembang, khususnya ciri-ciri yang membedakan kedua jenis seks.
d. Alat kelamin : keprihatinan pada alat kelamin biasanya terjadi pada anak laki-laki, karena anak laki-laki beranggapan kalau penis yang besar dan panjang itulah menunjukkan kejantanan, apabila penisnya kecil dan pendek anak laki-laki biasanya gelisah, dia merasa apakah penisnya akan berfungsi dengan normal atau tidak.

B. BAHAYA PADA MASA PUBER
Bahaya pada masa puber pada umumnya gawat. Karena berdampak jangka panjang. Bahaya yang paling gawat adalah bahaya psikologis. Berikut akan dijelaskan bahaya yang terjadi pada masa puber.
- Bahaya Fisik
Bahaya fisik pada masa puber tidak terlalu mengkhawatirkan. Karena pada masa inu jarang sekali anak terserang penyakit serius dan jarang sekali terjadinya kecelakaan, karena anak saat usia ini menjadi kurang aktif. Tidak seperti masa-masa sebelum puber dan masa setelah puber. Kematian yang terjadi biasanya disebabkan oleh percobaan bunuh diri yang dlakukan anak puber, karena kesedihan anak yang sangat mendalam. Bahaya fisik yang utama karena disebabkan kesalahan fungsi kelenjar endokrin yang mengendalikan pertumbuhan pesat dan perubahan seksual yang terjadi pada periode ini.
Akibat ketidakseimbangan endokrin pada masa puber :
1. Kurangnya hormon pertumbuhan : menyebabkan anak lebih kecil dari rata-rata saat anak matang.
2. Kurangnya hormon gonad : menyebabkan anak lebih besar dari pada rata-rata dan sifatnya tetap kekanak-kanakan atau dapat mengambil cirri-ciri lawan jenis bergantung pada kapan terjadinya gangguan dalam siklus perkembangan
3. Persediaan hormone gonad yang berlebihan : menyebabkan kematangan dini (puberty precox) sejak usia 5 atau 6 tahun, tetapi meskipun anak sudah mulai dapat bereproduksi namun keadaan seks sekunder masih belum tumbuh dan berkembang sehingga masih terlihat kecil.

- Bahaya Psikologis
Banyak bahaya psikologis yang terjadi saat masa puber yang berakibat jangka panjang. Bahaya psikologis yang terjadi diantaranya :
1. Konsep diri yang kurang baik
a. Alasan pribadi : Anak mempunyai konsep diri yang tidak realistic, karena melihat kondisi tubuhnya yang tidak sesuai dengan harapan.
b. Alasan lingkungan :
i. Anak puber cenderung tidak social, bahkan mungkin bearperilaku antisocial. Sehingga mempengaruhi perlakuan orang-orang terhadap dirinya. Akibatnya anak puber tidak menikmati dukungan social, seperti yang dia terima dahulu. Perlakuan orang lain sangat mempengaruhi konsep diri, yang menimbulkan sikap negative terhadap diri sendiri. Dampak dari konsep diri yang kurang baik diantaranya :
1. Anak menarik diri
2. Sedikit melibatkan diri dalam kegiatan atau pembicaraan kelompok
3. Bersikap bertahan
4. Membalas dendam terhadap perlakuan yang dianggap tidak adil.
ii. Prestasi Rendah, hal ini disebabkan karena pertumbuhan fisik yang cepat, sehingga tenaga menjadi melemah, dan mengakibatkan keseganan untuk bekerja dan bosan pada kegiatan yang melibatkan usaha individu. Biasanya terjadi saat kelas 4 atau 5 SD dan mencapai puncaknya saat memasuki masa puber.
iii. Kurangnya persiapan untuk menghadapi perubahan masa puber. Thomas mengatakan “jarang ada anak yang mengerti (meskipun sedikit) tentang dasar perubahan yang terjadi pada dirinya dan pada teman-temannya”. Kalau anak puber tidak diberi tahu atau secara psikologis tidak dipersiapkan tentang perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada masa puber, pengalaman akan perubahan itu dapat merupakan pengalaman traumatis.
iv. Menerima tubuh yang berubah. Salah satu tugas perkembangan masa puber yang penting adalah menerima kenyataan bahwa tubuhnya mengalami perubahan. Tidak semua anak menerima kenyataan ini sehingga mereka tidak puasa dengan penampilannya. Karena mereka mengerti betapa penting penampilan untuk memperoleh dukungan social. Alasan mengapa anak puber tidak puas adalah :
1. Karena hampir semua anak membentuk konsep diri fisik yang ideal berdasarkan konsep dari berbagai sumber individu ideal dalam kelompok seksnya.
2. Kepercayaan tradisional tentang penampilan yang pantas untuk jenis seks tertentu cenderung mewarmai sikap anak puber sedemikian rupa sehingga mengganggu penerimaan terhadap tubuhnya sendiri yang berubah.
v. Menerima peran seks yang didukung secara social. Menerima peran seks anak puber yang diharapkan mendekati peran seks orang dewasa merupakan tugas perkembangan utama pada tingkat usia ini. Sepanjang masa kanak-kanak, anak laki-laki mendapat tekanan kuat untuk memerankan peran seks maskulin, untuk memperoleh dukungan social. Tetapi tidak sedemikian dengan anak pearempuan. Selama masa kanak-kanak perempuan mengalami penggolongan peran seks yang tidak terlampau ketat. Namun saat ini anak perempuan harus berperilaku dalam cara-cara yang sesuai dengan orang perempuan dewasa.
vi. Penyimpangan dalam pematangan seksual. Bahaya ini hanya mempengaruhi anak yang mengalami penyimpangan dalam usia terjadinya kematangan seksual dan waktu yang diperlukan, yang dianggap sebagai berbeda. Thomas menerangkan, bahwa : “anak ini tidak saja berbeda dari teman-temannya “anak ini tidak saja berbeda dari teman-temannya sehingga dengan demikian mudah diasingkan, tetapi ia juga mengalami kesulitan dalam kegiatan akademik social dan fisik yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dan kemampuannya yang unik. Pengalaman ini hanya akan semakin memperbesar perasaan berbeda”.


C. KETIDAKBAHAGIAAN PADA MASA PUBER
Yang menyebabkan ketidakbahagiaan pada masa ini adalah :
1. Yang penting dalam kebahagiaan adalah penerimaan, baik penerimaan diri sendiri maupun penerimaan atau dukungan social. Agar merasa puas dengan kehidupannya sehingga dapat menganggap diri sendiri bahagia.
2. Yang penting dalam kebahagiaan adalah kasih sayang dari orang lain. Karena kasih saying dan dukungan dari orang lain berjalan beriringan, anak puber yang bersikap kritis dan merendahkan orang lain dan yang mempunyai perilaku egosentris dan tidak social dalam situasi social, tidak lagi menerima kasih saying seperti sebelumnya.

- Keragaman Ketidakbahagiaan pada Masa Puber
Tingkat ketidakbahagiaan sangat beragam setiap masa puber. Bagian pertama yang disebut fase negative, merupakan tahap yang paling tidak bahagia. Lebih lanjut anak puber kurang memperhatikan penampilan diri karena ia menyadari bahwa, banyak dari kondisi yang menggelisahkannya hanyalah bersifat sementara.

- Keseriusan dalam Ketidakbahagiaan Masa Puber
Meskipun ketidakbahagiaan pada masa ini terlihat tidak begitu penting, tetapi sebenarnya hal ini menjadi sangat penting. Karena pola tidak bahagia yang terbentuk saat ini dapat diperkuat sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan dan menetap terus setelah masa puber lama berakhir. Dan kondisi ketidakbahagiaan pada masa puber cenderung menetap, kecuali kalau diadakan langkah-langkah perbaikan untuk mengubahnya.

D. MASALAH – MASALAH REMAJA

Dalam setiap periode perkembangan, pasti mempunyai masalah atau kesulitan-kesulitan. Kesulitan yang dialami remaja diantaranya :

1. Problem penyesuaian diri
Penyesuaian diri ialah kemampuan seseorang orang untuk hidup dan bergaul secara wajar terhadap lingkungannya. Penyesuaian yang dihapai remaja diantaranya :

a. Penyesuaian terhadap diri sendiri : tidak semua orang dapat menyesuaikan terhadap dirinya sendiri, akibatnya tampak dalam diri seseorang tersebut tampak dalam keadaan gelisah dan konflik batin.
b. Penyesuaian diri di dalam keluarga : Penyesuaian diri dalam keluarga yang terpenting adalah penyesuaian dengan orang tua. Karena sehubungan dengan sikap orang tua :
• Otoriter : yang tidak memberikan kesempatan kepada anaknya untuk memberikan pendapatnya, keinginannya dan keluhannya. Orang tua hanya mau anaknya menuruti apa kemauan orang tua, sehingga mengakibatkan anak menjadi penakut, apatis, rendah diri, dan pendendam.
• Terlalu lunak : orang tua yang terlalu membebaskan anaknya, mungkin karena terlalu saying (over affection) atau karena kurangnya pendidikan. Sikap ini akan menimbulkan tingkah laku yang tidak senonoh pada anak.
• Demokratis : orang tua memberikan kesempatan kepada anaknya menyatakan pendapat, keluhan, kegelisahannya, dan orang tua menanggapi secara wajar dan membimbing seperlunya. Sikap orang tua yang seperti inilah yang akan membuat remaja menjadi bersikap baik, sopan, bertanggung jawab.

c. Penyesuaian diri di sekolah :
• Penyesuaian murid terhadap guru
• Penyesuaian diri terhadap mata pelajaran
• Penyesuaian diri terhadap teman sebaya
• Penyesuaian diri terhadap lingkungan fisik dan social sekolah
d. Penyesuaian diri di masyarakat : Masyarakat amat menentukan bagi penyesuaian diri anak. Karena anak lebih banyak menghabiskan waktu dirumah, dan rumah tersebut berada di tengah-tengah masyarakat. Banyak hal yang terdapat dilingkungan masyarakat yang dapat menimbulkan kesulitan dalam penyesuaian diri anak dan perkembangannya seperti :
• Pengaruh film-film
• Bacaan porno
• Pergaulan bebas
• Kekerasan
Hal diatas dapat menimbulkan perilaku yang negative bagi anak-anak remaja.


2. Problem Beragama
a. Keyakinan dan Kesadaran Beragama : Pada masa remaja kebiasaan-kebiasaan yang telah ditanamkan waktu kecil akan mengalami tantangan dengan adanya pemikiran rasional dan adanya kenyataan hidup orang dewasa yang dilihatnya amat bertentangan dengan keyakinan yang telah ia terima.hal ini menimbulkan kekaburan tentang nilai-nilai yag telah dia terima diwaktu kecil, yang mengakibatkan kegoncangan jiwa pada remaja.
b. Pelaksanaan Ajaran Agama Secara Teratur : disiplin dalam agama timbul oleh .
i. Pengaruh dan contoh dari orang tua
ii. Menanamkan rasa kesadaran iman didalam hati remaja
iii. Pengaruh lingkungan yang taat beragama.
c. Perubahan Tingkah Laku karena Ajaran Agama : Setiap agama pasti membawa kebaikan untuk manusia. Oleh karena itu apabila remaja memahami dan taat beragama pasti tingkah laku dan perbuatannya akan mencerminkan perbuatan yang baik, sopan dan santun.
3. Problem Kesehatan
Problem kesehatan adalah masalah yang dihadapi, sehubungan dengan kesehatan jasmani dan rohaninya. Khususnya dimasa remaja. Kesehatan sering menjadi pusat pemikiran. Karena remaja mempunyai keinginan sehat, cerdas, dan tangkas. Untuk mewujudkan itu semua orang tua, dan guru perlu membimbing dan mengarahkan remaja dengan benar, sehingga remaja mendapatkan kepuasan dalam menjalani kehidupannya.


E. KENAKALAN REMAJA
Kenakalan anak dan remaja disebabkan karena kegagalan mereka dalam memperoleh penghargaan dari masyarakat tempat mereka tinggal. Menurut “Dr. Fuad Hasan”, kenakalan remaja adalah “Kelakuan atau perbuatan anti social dan anti normative”. Dan menurut “Hurlock”, kenakalan remaja bersumber dari moral yang sudah berbahaya atau beresiko (moral hazard). Kerusakan moral ini bersumber pada :
1. Keluarga yang sibuk, keluarga yang retak, dan single parent, dimana anak hanya diasuh oleh ibu.
2. Menurunnya kewibawaan sekolah dalam mengawasi anaknya
3. Peranan gereja tidak mampu menangani masalah moral
Jenis kenakalan remaja yang dikumpulkan oleh pemerintah melalui BAKOLAK Inpres 6/1971 adalah :
a. Pencurian
b. Penipuan
c. Perkelahian
d. Perusakan
e. Penganiayaan
f. Perampokan
g. Narkotika
h. Pelanggaran susila
i. Pelanggaran
j. Pembunuhan
k. Kejahatan lain.
Adapun sebab kenakalan remaja disebabkan oleh :
1. Faktor yang ada di dalam diri anak sendiri
a. Predisposing faktor : faktor yang member kecenderungan tertentu terhadap perilaku remaja. Faktor tersebut dibawa sejak lahir, atau ketika kelahiran bayi karena disebabkan :
i. Luka dikepala saat proses kelahiran
ii. Kelainan kejiwaan seperti schizophrenia
b. Lemahnya pertahanan diri : faktor yang ada dalam diri untuk mengontrol dan mempertahankan diri terhadap pengaruh negative dari lingkungan
c. Kurang kemampuan penyesuaian diri : ketidakmampuan seorang remaja untuk menyesuaikan diri dengan pergaulan sekitarnya, sehingga mengakibatkan remaja salah dalam memilih teman pergaulan.
d. Kurangnnya dasar-dasar keimanan di dalam diri remaja.
2. Penyebab kenakalan yang berasal dari lingkungan keluarga
a. Anak kurang mendapatkan kasih saying dan perhatian orang tua
b. Lemahnya keadaan ekonomi orang tua di desa-desa, telah menyebabkan tidak mampu mencukupi kebutuhan anak-anaknya.
c. Kehidupan keluarga yang tidak harmonis
3. Penyebab kenakalan remaja yang berasal dari lingkungan masyarakat
a. Kurangnya pelaksanaan ajaran agama secara konsekuen
b. Masyarakat yang kurang memperoleh pendidikan
c. Kurangnnya pengawasan terhadap remaja
d. Pengaruh norma-norma baru dari luar
4. Sebab-sebab kenakalan yang bersumber dari sekolah
a. Faktor guru
i. Ekonomi guru
ii. Mutu guru
b. Faktor fasilitas pendidikan
c. Norma-norma pendidikan dan kekompakan guru
d. Kekurangan guru.



DAFTAR PUSTAKA

1. Hurlock, Elizabeth B., 1980, Psikologi Perkembangan Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan, Erlangga.
2. Willis, S. Sofyan, Prof. Dr. MPd, 2005, Remaja & Masalahnya, Alfabeta. Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar